Momen Ramadan dan Idul Fitri Dorong Permintaan Pembiayaan dari Masyarakat
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Sigit Sembodo menjelaskan momentum ramadan dan Idul Fitri
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Sigit Sembodo menjelaskan momentum ramadan dan Idul Fitri mendorong kenaikan pembiayaan.
Namun, untuk mencegah kredit bermasalah, perusahaan pembiayaan perlu melakukan strategi khusus.
"Seleksi akan lebih ketat. Misalnya, pembiayaan dengan debitur di atas Rp 20 juta, belum ditambah BNPL (buy now pay later), punya potensi menawarkan pembiayaan ke existing customer," katanya di Jakarta, Kamis (22/3/2024).
Baca juga: Menko Airlangga Beberkan Tantangan Literasi dan Inklusi Keuangan di Tahun 2024
Tak hanya itu, penawaran suku bunga pembiayaan juga perlu dipertimbangkan. "Mungkin dengan penawaran bunga yang lebih moderat ke existing. Perusahaan pembiayaan akan melakukan berbagai macam pendekatan ke debiturnya," pungkasnya.
Perusahaan pembiayaan, PT Home Credit Indonesia (Home Credit) pun mendorong penyaluran pembiayaan di momen ramadan ini.
Tercatat, pada 2023 volume pembiayaan Home Credit mencapai lebih dari Rp 9,3 triliun sepanjang 2023, atau meningkat 11 persen dibandingkan dengan Rp 8,4 triliun pada 2022. Hal itu dipengaruhi aneka layanan keuangan yang inovatif perusahaan yang telah digunakan oleh sekitar 6,2 juta pelanggan di Indonesia.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memproyeksi pembiayaan di industri keuangan akan meningkat 11 persen hingga 13 persen pada momentum ramadan hingga menjelang Idul Fitri tahun ini.
"Kami saat ini sudah 6,2 juta pelanggan di tahun 2023, pembiayaan yang kami salurkan Rp 9,3 triliun, termasuk pembiayaan barang seperri smartphone, TV, kulkas, pembiayaan ke dunia usaha, termasuk UMKM. Di tahun 2024 ini kami mau menjangkau 13 juta orang dalam edukasi literasi keuangan," kata Chief Marketing & Digital Officer Home Credit, Sheldon Chuan.
Ia mengatakan, hasil riset yang dibuat oleh tim Market Research Home Credit menunjukkan bahwa 80 persen responden menganggap ramadan adalah momen yang paling menarik untuk belanja, lebih tinggi dibandingkan dengan imlek (11 persen), hari valentine (5 persen) dan pemilu (4 persen).
Baca juga: Dukung Akses Pembiayaan ke Perempuan, HSBC Indonesia Kucurkan Modal 100 Juta USD ke PNM Mekaar
Dalam riset yang sama, responden juga mengungkapkan bahwa mereka memiliki sejumlah rencana di bulan ramadan. Rencana tersebut antara lain bepergian (32 persen), membuka bisnis baru (31 persen), membeli pakaian baru (27 persen), dan membeli sejumlah barang seperti smartphone, gadget, furniture, laptop atau komputer dan sebagainya (22 persen).
"Home Credit terus berkomitmen untuk membuka kesempatan-kesempatan baru bagi masyarakat Indonesia melalui penyediaan aneka layanan keuangan berupa pembiayaan barang hingga pembiayaan tunai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (22/3).