Nilai Ekonomi Digital Indonesia Diperkirakan Tembus 1.700 Triliun di 2025
nilai ekonomi digital Indonesia yang diukur berdasarkan nilai penjualan kotor barang dan jasa dperkirakan akan mencapai 110 miliar dolar AS pada 2025.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan, nilai ekonomi digital Indonesia yang diukur berdasarkan gross merchandise value atau nilai penjualan kotor barang dan jasa dperkirakan akan mencapai 110 miliar dolar AS pada 2025.
Jika dikonversi ke rupiah, angka tersebut setara Rp1.728 triliun, dengan asumsi kurs Rp15.709 per dolar AS.
"Dalam 5 tahun terakhir, ekonomi digital Indonesia menunjukkan potensi yang besar terhadap kontribusi bagi perekonomian," ungkap pria yang akrab disapa Zulhas dalam kunjungannya ke Pusat Data E1 PT DCI Indonesia Tbk di Jakarta, Kamis (21/3/2024).
"Tahun ini nilai transaksi bruto ekonomi digital diperkirakan mencapai 82 miliar dolar AS atau Rp1.200 triliun lebih. Dan diprediksi akan mencapai 110 miliar dolar AS pada tahun 2025 tahun depan," sambungnya.
Sektor e-commerce menjadi penyumbang terbesar terhadap nilai ekonomi digital Indonesia.
Nilai transaksi sektor e-commerce diproyeksikan tumbuh 15 persen, dari 62 miliar dolar AS pada tahun 2023, menjadi 83 miliar dolar AS pada tahun 2025.
Untuk mencapai hal tersebut tentunya diperlukan dukungan dari berbagai aspek.
Yang paling utama adalah penguatan infrastruktur digital, salah satunya layanan pusat data center.
Mendag menyampaikan, Kementerian Perdagangan terus mendorong transformasi digital di sektor perdagangan, termasuk pengembangan pemerintahan berbasis teknologi informasi, khususnya dalam memberikan layanan publik.
Baca juga: Ekonomi Digital RI Diproyeksi Melambat pada Tahun Depan, SDM Dalam Negeri Dituntut Makin Kompeten
Mendag menambahkan, di era digital ini, pemerintah juga dituntut untuk memberikan pelayanan pemerintah secara elektronik untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas, mempermudah akses masyarakat, dan meningkatkan transparansi serta akuntabilitas.
Ia berharap, hal ini dapat membentuk sinergi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem data dan perdagangan digital yang inklusif dan berdaya saing.
Baca juga: Pembangunan Pusat Data Berbasis AI Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia
"Besarnya aktivitas ekosistem digital membutuhkan infrastruktur digital. Ya tentu harus bisa memenuhi kebutuhan yang masif," papar Mendag Zulhas.
"Oleh karena itu kehadiran pelaku usaha dalam bidang penyediaan pusat data itu akan menjadi kunci, karena akan sangat dibutuhkan," pungkasnya.