Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Bakal Sunat Dana Infrastruktur dan Perlindungan Sosial
Saat ini empat sektor yang mendominasi APBN adalah pendidikan, perlindungan sosial, infrastruktur, dan kesehatan.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ambisi calon presiden terpilih RI 2024-2029, Prabowo Subianto, menjalankan program makan siang gratis diprediksi bakal membuat anggaran sektor lain tergerus.
Dengan anggaran yang dikabarkan mencapai Rp 450 triliun, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad memandang harus ada beberapa sektor prioritas yang dikorbankan untuk menjalankan program makan siang gratis.
Saat ini empat sektor yang mendominasi APBN adalah pendidikan, perlindungan sosial, infrastruktur, dan kesehatan.
Baca juga: Prabowo Sebut RI Bisa Tertinggal Jika Tak Mulai Makan Siang Gratis: Kuli Saja Kalah Sama Vietnam
Pendidikan mendominasi 20 persen APBN, di mana besaran persentase tersebut sudah menjadi sebuah kewajiban. Perlindungan sosial dengan persentase 14 persen, infrastruktur 14 persen, dan kesehatan 5 persen.
Awalnya, Tauhid menilai bahwa pada 2025 atau tahun pertama Prabowo-Gibran menjabat sebagai presiden-wakil presiden, dana yang bisa digelontorkan untuk makan siang gratis hanya bisa Rp 50 triliun hingga Rp 100 triliun.
"Tambahan defisit fiskal kita misalnya, saya sederhana menghitung, di 2025 kemungkinan 2,7 atau 2,8 persen. Itu berarti sekitar Rp 500 triliun. Jadi, hanya bisa mengalokasikan makan siang gratis paling tinggi sekitar Rp 50-100 triliun di 2025," kata Tauhid dalam acara diskusi di Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024).
Tauhid kemudian mengatakan, jika sesuai norma atau nomenklatur Kementerian/Lembaga, program makan siang gratis itu harus ada di sektor pendidikan.
Dengan sektor pendidikan yang sudah memakan 20 persen dari APBN, pasti alokasinya akan meningkat apabila makan siang gratis masuk di situ. Oleh karena itu, perlu ada sektor lain yang dikorbankan.
"Ketika makan siang gratis ada di situ (di sektor pendidikan), maka dia akan jauh lebih lompat (alokasinya). Nah, problemnya biasanya pasti akan, yang kemungkinan kalau dari diskusi, yang akan dikorbankan selain infrastruktur adalah bantuan sosial," ujar Tauhid.
Ia mengatakan, bisa saja ada program-program yang tidak efektif akan dikurangi, termasuk mungkin subsidi untuk bantuan sosial juga akan berkurang.
"Jadi, tantangannya adalah memilih prioritas program yang berhadapan dengan ketersediaan anggaran yang ada begitu ya," pungkas Tauhid.
Diberitakan sebelumnya, usai terpilih menjadi presiden 2024-2029, Prabowo kembali menyinggung soal pentingnya makan siang gratis.
Prabowo berbicara makan siang gratis merupakan program strategis yang digagas oleh koalisi Indonesia maju.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia