Cerita Korban Penipuan Ferienjob ke Jerman: Kerja Sortir Buah 11 Jam Per Hari, Digaji Rp 600 Ribu
Rima awalnya mengikuti ferienjob ke Jerman setelah ada tawaran agen penyalur tenaga kerja Brisk United yang datang ke kampusnya.
Penulis: willy Widianto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Network, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain 93 mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau smuggling magang ferienjob ke Jerman ada juga mahasiswa di sebuah kampus negeri di Jambi. Rima (bukan nama sebenarnya) mahasiswi Ilmu Pemerintahan turut menjadi korban penipuan berkedok magang kerja tersebut.
Ia bercerita, awalnya mengikuti ferienjob ke Jerman setelah ada tawaran agen penyalur tenaga kerja Brisk United yang datang ke kampusnya. Agen tersebut menawarkan program magang yang disebut bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Maka dari itu Rima tertarik untuk ikut Ferienjob di Jerman.
Namun apa yang dibayangkannya tak sesuai dengan realita yang terjadi di Jerman. Ferienjob bukanlah program magang, tetapi lebih tepat dikatakan sebagai program kerja paruh waktu (part-time) dalam masa libur.
Mahasiswi berusia 22 tahun ini mengaku sempat menangis karena pekerjaan yang dilakukannya seperti kuli bangunan.Terlebih cuaca disana sangat berbeda dengan Indonesia.
Ia harus bekerja dalam cuaca Jerman yang sangat dingin.
"Aku sampai nangis karena dingin banget dan super- capek. Malam itu aku habis kerja 11 jam nyortir buah, full berdiri, dan aku lagi datang bulan," kata Rima, Selasa(26/3/3024).
"Saya dan teman-teman disuruh ngupas cat, benerin dinding dan lantai apartemen dia. Simpelnya kami dijadiin kuli bangunan," sambungnya.
Rima menjelaskan saat awal tiba pada 11 Oktober 2023, ia dan puluhan mahasiwa dari beberapa universitas asal Indonesia ditampung di Frankfurt.
Baca juga: 93 Mahasiswa UNJ Jadi Korban TPPO Usai Ikut Ferienjob ke Jerman, Ini Kronologisnya
Disana ia bertemu banyak mahasiswa dari universitas lainnya di Indonesia juga ikut Ferienjob di Jerman. Agen tenaga kerja yang menyalurkan mahasiswa Indonesia ke perusahaan Nordgemüse Krogmann tidak menyediakan jemputan.
Baca juga: Mereka yang Lancung Dalam Kasus Ferienjob di Jerman
Rima dan kawan-kawannya harus jalan kaki 1,5 jam di tengah musim dingin menuju Stasiun Schwarmstedt. Selama tiga bulan di Jerman, Rima hanya mengantongi pendapatan bersih Rp 1,8 juta.
Mirisnya, Rima juga masih menanggung utang Rp 7,6 juta untuk biaya izin kerja dan biaya layanan dari perusahaan penyalur.