McDonald's Umumkan Akuisisi 225 Waralaba Lokal Israel di Tengah Ramainya Aksi Boikot
Restoran cepat saji kondang asal Amerika, McDonald's (MCD.N) sepakat untuk mengakuisisi seluruh gerai waralaba lokal dari Alonyal Ltd
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Restoran cepat saji kondang asal Amerika, McDonald's (MCD.N) sepakat untuk mengakuisisi seluruh gerai waralaba lokal dari Alonyal Ltd, pemilik bisnis McDonald's di Israel.
Rencana akuisisi ini di ungkap usai 225 gerai McDonald's di Israel yang dikelola Alonyal Ltd terus mengalami pembengkakan kerugian akibat aksi boikot hingga terancam gulung tikar dan memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap 5.000 karyawan.
Kebangkrutan yang dialami McDonald’s bermula ketika restoran cepat saji asal Amerika ini memberikan 4.000 paket makanan gratis kepada tentara Israel yang sedang berperang di jalur Gaza.
Baca juga: Pengacara Muslim Sebut Aksi Kampanye Boikot Produk Israel dari YKMI Sudah Sesuai dengan Konstitusi
Tak hanya itu melalui postingan yang di unggah akun Instagram resminya, McD Israel juga turut menawarkan diskon 50 persen bagi tentara atau pasukan keamanan yang datang ke restoran untuk bersantap. Bantuan ini diberikan McD tepat setelah militan Hamas menembakkan 5.000 rudal ke wilayah Israel pada akhir pekan lalu.
Tindakan tersebut sontak memicu reaksi negatif bagi seluruh masyarakat di penjuru dunia hingga berdampak bagi semua penjualan bisnis Alonyal, alasan ini yang mendorong McDonald's Corporation untuk membeli seluruh gerai waralaba dari pemilik lokal di Israel
Rencananya transaksi akuisisi akan diselesaikan dalam beberapa bulan mendatang, kendati begitu McDonald's Corporation menyatakan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk berada di pasar Israel sehingga mencegah terjadinya PHK massal yang menargetkan ribuan karyawan lokal Israel.
“Selama lebih dari 30 tahun, Alonyal Limited bangga telah mengembangkan 225 restoran hingga menjadi jaringan restoran terkemuka dan tersukses di Israel.,” Omri Padan, CEO dan pemilik Alonyal Limited.
“Namun untuk mempertahankan bisnis dan nasib 5.000 karyawan akibat boikot dari Alonyal Limited Akan menjual semua raralaba” Imbuhnya.
Terancam Bangkrut
Tidak hanya waralaba McDonald's cabang Israel yang mengalami pembengkakan kerugian. Januari lalu, CEO McDonald's Chris Kempczinski mengatakan dampak boikot telah membuat perusahaannya mengalami kerugian serius di pasar Timur Tengah dan Malaysia yang mayoritas pelanggannya didominasi oleh umat muslim.
Hal serupa juga terjadi di waralaba McDonald's cabang Prancis. Merujuk Placer.ai data yang dikutip Wells Fargo penurunan laba terjadi pada bulan November dimana penjualan Mcd dilaporkan turun 4,4 persen sementara pada bulan Desember penjualan Mcd amblas 4,9 persen.
Meskipun McDonald's tidak memberikan rincian penjualan di masing-masing pasar internasional, namun apabila boikot berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka hal ini dapat memicu kerugian yang mendalam bagi perusahaan.
“Efek (dari perang) terhadap ketahanan pendapatan akan menjadi kekhawatiran terbesar kami… sepertinya ini akan menjadi masalah yang terus berlanjut hingga kuartal berikutnya atau bahkan dua kuartal berikutnya,” kata Brian Mulberry, manajer portofolio klien di Manajemen Investasi Zacks, yang memegang saham McDonald's.