Cara Iran Raup Ratusan Triliun Untuk Sokong Militernya: Bisnis Migas Hingga Ekspor Besi Tembaga
Isu adanya perang dunia ke-III kembali mencuat usai Pasukan elit Garda Revolusi (IRGC) sukses membordir wilayah Israel dengan lebih dari 200 drone
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Isu adanya perang dunia ke-III kembali mencuat usai Pasukan elit Garda Revolusi (IRGC) sukses membordir wilayah Israel dengan lebih dari 200 drone, rudal balistik serta rudal jelajah sejak Minggu (14/4/2024).
Imbas serangan ini, sejumlah wilayah pendudukan Israel dilaporkan meledak sementara sebuah pangkalan udara militer Israel paling penting di Negev hancur, setelah menjadi sasaran ratusan Rudal Kheibar Iran.
Tak tanggung-tanggung untuk melawan Israel, Iran dilaporkan telah menyiapkan anggaran senilai ratusan triliun untuk militernya. Mengutip data dari World Bank, sejak tahun 2022 anggaran militer Iran dilaporkan telah mencapai 2,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sekitar 6,84 miliar dolar AS setara Rp 110,12 triliun (satuan kurs Rp16.117).
Baca juga: Iron Dome Israel Tak Kuasa Cegat Semua Serangan Rudal Iran, Tel Aviv Umumkan Pangkalan Udara Rusak
Dengan anggaran yang fantastis itu, Iran berada di peringkat 14 dari 15 besar negara dengan kekuatan militer global teratas, peringkat tersebut disabet Iran karena skor kekuatan militernya berada dikisaran 0,2269 yang dianggap 'sempurna' oleh Global Fire Power (GFP).
Anggaran perang dengan jumlah yang fantastis sontak memicu pertanyaan publik terkait asal usul pendanaan yang didapat pemerintah Iran untuk mendanai pasukan militernya.
Berikut cara Iran untuk meraup ratusan triliun guna menyokong militernya, dikutip dari situs perdagangan internasional OEC.
Bisnis Minyak Mentah
Iran menjadi salah satu produsen produk minyak paling berpengaruh di pasar internasional, bahkan dalam peta ekonomi global, Iran dianggap sebagai produsen dan eksportir terbesar minyak di dunia.
Data Administrasi Informasi Energi (EIA) mencatat ekspor minyak mentah Iran mencapai 1,29 juta barel per hari (bpd) pada 2023, tertinggi dalam lima tahun.
Baca juga: Bombardir Israel, Iran Wanti-wanti AS Tak Ikut Campur atau Siap-siap Pangkalannya Bakal Digempur
Adapun produksi minyak mentah Iran diketahui tembus 3,163 juta bpd per Januari 2024. Dengan angka tersebut, penjualan Minyak dapat menyumbang pendapatan negara sebanyak 53 miliar dolar AS atau sekitar Rp 839,52 triliun.
Tak hanya minyak mentah, Iran juga turut mengekspor bahan bakar minyak dengan nilai penjualan sebesar 1,42 miliar dolar AS per tahun atau sekitar Rp 22,49 triliun.
Hasil Jual Gas Petroleum
Selain terkenal akan produksi minyak yang melimpah, Iran juga di masuk dalam kategori negara pemasok gas terbesar di dunia. Pasokan gas Iran diketahui mewakili sekitar 6 persen produksi gas alam secara global.
Meski infrastruktur, industri gas alam Iran jauh tertinggal dari AS dan Rusia. Namun bisnis gas petroleum menjadi salah satu sumber pendapatan penting bagi Iran karena menyumbang 1,16 miliar dolar AS per tahun atau Rp 18,37 triliun.
Ekspor Besi dan Tembaga
Sejak dulu Iran dikenal sebagai negara dengan sumber daya alam terbesar di kawasan Timur Tengah, lewat ekspor bijih besi, tembaga, batu bara, kromium, tembaga, dan timah Iran berhasil meraup pendapatan lebih dari 27,3 triliun dolar AS per tahun.
Bisnis Produk Polimer Etilen
Iran tercatat sebagai produsen produk polimer etilen terpenting di dunia, dalam setahun Iran bisa mendapatkan pundi-pundi uang senilai 2,66 miliar dolar AS lewat penjualan Polimer Etilen ke pasar global.