Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemerintah Pastikan Indonesia Tidak Mengimpor Migas dari Iran

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan Indonesia tidak mengimpor minyak dan gas (migas) dari Iran.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pemerintah Pastikan Indonesia Tidak Mengimpor Migas dari Iran
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengenakan baju batik saat melayani konsumen di SPBU Coco MT Haryono, Jakarta 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan Indonesia tidak mengimpor minyak dan gas (migas) dari Iran.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, meski Indonesia memiliki kerja sama dengan Iran, RI tidak mengimpor migas dari negara tersebut.

"Enggak ada. Walaupun kita kerja sama dengan Iran, tetapi tidak mudah dalam implementasinya. Jadi, sampai saat ini enggak ada," katanya dalam diskusi daring bertajuk "Ngobrol Seru - Konflik Iran-Israel, Dampaknya ke Ekonomi RI", Senin (15/4/2024).

Baca juga: Update Harga BBM Pertamina H+3 Arus Balik Lebaran: Pertalite Dijual Murah Rp10.000 Pertamax Rp12.950

Tutuka mengatakan, sumber utama impor BBM yang dilakukan Pertamina berasal dari Singapura. 56 persen lebih BBM diimpor dari negeri yang terkenal akan patung Merlion itu.

Selain Singapura, Indonesia juga banyak mengimpor BBM dari Malaysia (26,75 persen), India (6,28 persen), dan beberapa negara lainnya.

Lalu, untuk impor LPG, Indonesia banyak mengimpor dari Amerika Serikat (44,98 persen).

Berita Rekomendasi

Kemudian diikuti beberapa negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab (25,13 persen), Qatar (11,21 persen), dan seterusnya.

"Jadi, di sini kita lihat ada negara yang bisa terlibat konflik [di Timur Tengah] misalnya Amerika yang berhubungan dengan impor LPG. Kalau Singapura kita tahu asal minyak berasal dari berbagai tempat. Untuk impor crude sebagian besar kita impor dari Saudi Arabia dan Nigeria," ujar Tutuka.

Oleh karena itu, ia mengatakan, Pertamina sedang mensimulasikan berbagai macam cara apabila terjadi eskalasi lebih lanjut antara Iran dan Israel.

Sebagaimana diketahui, konflik Timur Tengah semakin memanas usai Iran meluncurkan puluhan drone dan rudal balistik ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam.

Puluhan drone dan rudal balistik itu diluncurkan sebagai balasan kepada Israel yang menyerang Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024.

Baca juga: Dugaan KNKT soal Pemicu Terbakarnya Mobil Gran Max di Tol Cikampek: Saluran BBM Putus Mengenai Mesin

Panasnya konflik di Timur Tengah ini perlahan mengerek naik minyak yang diperjualbelikan di pasar global, hingga harganya diprediksi tembus ke level 100 dolar AS per barel.

“Para pengendara bersiap menghadapi kenaikan harga bahan bakar karena meningkatnya krisis di Timur Tengah yang mengancam harga minyak mendekati 100 dolar AS per barel,” ujar Simon Williams, juru bicara badan usaha penyedia BBM Inggris, RAC.

Peringatan tersebut diungkap usai harga minyak dunia terus mengalami kontraksi selama 24 jam terakhir, seperti minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang mengalami lonjakan signifikan, naik 2,02 dolar AS jadi 87,05 dolar AS per barel.

Sementara harga minyak mentah jenis Brent meroket 2 persen hingga harganya melesat pada perdagangan Senin pagi tembus 92 dolar AS per barel, tertinggi sejak Oktober 2023.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas