Tahun 2023 Laba Bank Sampoerna Tembus Rp 62 Miliar, Penyaluran Kredit Capai Rp 11,4 Triliun
kinerja ini juga dicapai dengan peningkatan pendapatan non bunga dan pengelolaan kredit yang baik.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang tahun 2023, Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp62 miliar, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan laba tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp27 miliar.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna, Henky Suryaputra menyatakan selain didukung pendapatan bunga, kinerja ini juga dicapai dengan peningkatan pendapatan non bunga dan pengelolaan kredit yang baik.
"Pendapatan non-bunga pada tahun 2023 mencapai Rp123 miliar, meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan yang diperoleh di tahun sebelumnya," kata Henky dalam keterangannya, Rabu (17/4/2024).
Kinerja positif itu juga ditopang penyaluran kredit yang bertumbuh.
Sepanjang tahun 2023, Bank Sampoerna telah menyalurkan kredit sebesar Rp11,4 triliun, meningkat 13,2 persen dibandingkan nilai kredit pada akhir tahun 2022.
"Sekitar 68 persen pinjaman dimanfaatkan oleh UMKM, termasuk 45 persen dari keseluruhan pinjaman secara langsung diberikan ke UMKM dan sisanya disalurkan melalui lembaga keuangan lain," kata Henky.
Ia menambahkan, peningkatan penyaluran kredit bisa terjadi seiring dengan kepercayaan masyarakat yang menempatkan dananya di Bank Sampoerna.
“Di tahun 2023, total Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 22,3 persen dibandingkan DPK pada akhir tahun sebelumnya menjadi Rp12,8 triliun. Peningkatan ini melampaui peningkatan DPK industri perbankan keseluruhan yang pada periode yang sama meningkat 6,3 persen,” jelas Henky.
Bank Sampoerna dengan perusahaan fintech, multifinance, koperasi, dan berbagai pihak lainnya tidak hanya memungkinkan penyaluran pinjaman yang lebih tinggi bagi UMKM, tetapi juga memberikan dampak finansial yang baik.
Juga pelaksanaan Bank as a Service (BaaS), Bank Sampoerna memberikan berbagai layanan bagi mitra dan memperoleh pendapatan non-bunga, seperti jasa pengadaan virtual account, biaya transaksi, dan lain sebagainya.
“Sepanjang tahun 2023 jumlah transaksi digital mencapai 25 juta dengan volume sebesar Rp102 triliun yang memiliki dampak yang signifikan terhadap pencapaian laba bersih,” katanya.
CEO Bank Sampoerna Ali Rukmijah mengatakan, kinerja apik Bank Sampoerna dicapai dengan dukungan fundamental keuangan dan praktik keuangan yang penuh kehati-hatian (prudent).
Rasio kecukupan modal (CAR – Capital Adequacy Ratio) pada akhir 2023 mencapai 30,2 persen, atau sekitar 3 kali lipat dibandingkan rasio minimum yang ditetapkan berdasarkan regulasi yang ada.
"Rasio pinjaman tersalurkan terhadap DPK (LDR – Loan to Deposit Ratio) juga cukup leluasa pada tingkat 89,1 persen dengan kualitas pinjaman terjaga sebagaimana terefleksikan pada rasio kredit bermasalah (NPL – Non-Performing Loan) di 3,3 persen," katanya.
Ali meyakini dengan struktur dan fundamental keuangan Bank Sampoerna yang kuat memungkinkan untuk mengembangkan layanan lebih lanjut di tahun 2024 ini.
Untuk ke depan, Bank Sampoerna akan terus dan turut mengajak masyarakat untuk mendukung UMKM, termasuk para milenial dan generasi Z dengan memanfaatkan Sampoerna Mobile Saving, masyarakat telah ikut berperan dalam mendukung UMKM.