Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Aktif Jaga Alam Lestari,Batik Tulis Giri Wastra Pura Pakai Pewarna Alami hingga Pembayaran Non-Tunai

Lebih jauh, Batik Tulis GWP juga mulai beradaptasi menggunakan pembayaran non-tunai untuk ikut gerakan pelestarian alam dengan mengurangi uang kertas

Penulis: Imam Saputro
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Aktif Jaga Alam Lestari,Batik Tulis Giri Wastra Pura Pakai Pewarna Alami hingga Pembayaran Non-Tunai
Tribunnews/Wahyu Gilang Putranto
Perjalanan batik tulis Giri Wastra Pura (GWP) melestarikan budaya warisan leluhur. 

Pengemasan batik yang sudah jadi juga menggunakan bahan kertas daur ulang.

"Sebisa mungkin kami menjaga harmoni dengan alam, dengan penggunaan bahan alami, pengolahan air limbah serta menggunakan lilin atau malam yang tidak merusak lingkungan," jelas Partinah.

Lebih jauh, Batik Tulis GWP juga mulai beradaptasi menggunakan pembayaran non-tunai untuk ikut gerakan pelestarian alam dengan mengurangi penggunaan uang kertas.

Pas pandemi itu mulai pakai QRIS dari BRI, karena kami salah satu UMKM binaan dari BRI, jadi proteksi kesehatan dapat dan mengurangi penggunaan uang kertas juga bisa,” terangnya.

Umur uang kertas akan lebih panjang jika perputarannya diminimalisir, sehingga bisa membantu melestarikan lingkungan utamanya kertas.

Selain itu transaksi yang masuk akan lebih tertata tanpa harus menulis di kertas seperti pencatatan zaman dahulu.

Kolase Qris yang ada di Batik Tulis Giwi Wastra Pura
Kolase Qris yang ada di Batik Tulis Giwi Wastra Pura (DOK. ISTIMEWA)

“Sama uang di rekening tiba-tiba jadi banyak,” kata Partinah sembari tersenyum.

BERITA REKOMENDASI

Partinah mengatakan hampir separuh pembeli batik GWP sudah menggunakan pembayaran non-tunai.

“Karena praktis dan cepat saja, zaman sekarang orang sudah jarang bawa uang banyak, apalagi kalau pesenan batiknya banyak, biasanya transfer atau QRIS,” kata dia.

Batik Girilayu ada sejak awal Mangkunegaran

Desa Girilayu menjadi sentra perajin batik sejak zaman Mangkunegara I atau sekitar tahun 1775.

Tradisi membatik turun-temurun diwariskan oleh satu generasi ke generasi dibawahnya sejak sebelum Indonesia merdeka dan berkaitan erat dengan Kadipaten Praja Mangkunegaran Solo.

Batik Girilayu menjadi erat kaitannya dengan Mangkunegaran karena Girilayu secara wilayah sangat dekat dengan beberapa situs penting Mangkunegaran. 

Misalnya, pemakaman raja-raja Mangkunegaran di Astana Mangadeg di Girilayu.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas