Rumah BUMN Solo, Rumah Bagi Ribuan UMKM Solo Raya untuk Naik Kelas dan Berniaga Tanpa Batas
Rumah BUMN memiliki kurikulum bagi UMKM Solo Raya yakni UMKM go online, go digital, go modern, lalu go global.
Penulis: Imam Saputro
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Dia mengaku dari puluhan ribu UMKM di Rumah BUMN Solo, sudah ribuan usaha naik kelas ke pasar digital (online), dan ratusan usaha yang tembus pasar ekspor.
Misalnya, UMKM sangkar burung Eank Solo milik Eko Alif Mulyanto.
Sangkar burung yang terbuat dari paralon bekas ini terjual hingga ke Malaysia, Singapura, dan Taiwan.
Contoh lainnya, adalah Bien Craft yang sukses menembus ekspor ke Belanda dengan kerajinan dari limbah kayu jati.
“Harapannya semakin banyak UMKM yang berani ekspor, bisa jualan tanpa batas ke negara manapun,” kata dia.
Rumah BUMN juga bekerja sama dengan universitas negeri di Solo memberikan desain logo usaha gratis untuk UMKM Solo Raya.
“Untuk pelatihan yang levelnya nasional kami ada BRIncubator, itu program dari BRI pusat, kami memfasilitasi UMKM lokal yang berpotensi untuk ikut pelatihan,” kata dia.
Hal lain yang tak kalah penting bagi pengembangan UMKM adalah akses permodalan.
“Kami sekarang dibawah pengelolaan BRI Solo Slamet Riyadi, kalau ada UMKM yang butuh modal usaha tentu bisa dibantu melalui KUR,” terang Wachid.
Rumah BUMN juga terbuka lebar untuk mahasiswa dan komunitas di Solo Raya untuk berkreasi ataupun hanya nongkrong.
“Kami ada coworking space yang bisa dimanfaatkan siapapun, gratis silakan,” ujarnya.
Kisah sukses UMKM yang “lahir” dari Rumah BUMN
Satu di antara UMKM yang dinilai berhasil setelah belajar di Rumah BUMN Solo adalah Eko Alif Mulyanto, pemilik sangkar burung dari paralon.
Eko mengungkapkan merasakan banyak manfaat sejak bergabung di Rumah BUMN pada awal 2017.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia