Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Penjualan Alat Berat Non Tambang Naik, Kobexindo Kantongi Pendapatan Rp531 Miliar

Emiten penyedia alat berat, PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) membukukan kenaikan pendapatan di kuartal I 2024 sebesar 1,30 persen menjadi Rp531,94 M

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Penjualan Alat Berat Non Tambang Naik, Kobexindo Kantongi Pendapatan Rp531 Miliar
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Alat berat PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten penyedia alat berat, PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) membukukan kenaikan pendapatan di kuartal I 2024 sebesar 1,30 persen menjadi Rp531,94 miliar.

Direktur Utama PT Kobexindo Tractors, Andry B Limawan, mengatakan, strategi perseroan untuk terus memperkuat lini produk unggulan non tambang membuahkan hasil.

Tahun 2023, kata Andry, perseroan menambah lini produk baru dari Develon berupa excavator kelas 5-20 ton yang biasa digunakan untuk segmen infrastruktur atau konstruksi.

Baca juga: Antisipasi Disrupsi di Bisnis Alat Berat, Trakindo Implementasikan Aplikasi Digital

"Kobex berharap penjualan alat berat non tambang atau batu bara secara bertahap dapat terus bertumbuh dan mampu mengimbangi penjualan unit alat berat pertambangan batu bara," kata Andry ditulis Senin (6/5/2024).




Ia menjelaskan, perseroan saat ini memiliki empat segmen usaha utama yakni, alat berat, suku cadang, jasa perbaikan dan kontraktor pertambangan, serta sewa alat berat maupun bangunan.

Menurutnya, selain mampu meningkatkan kinerja penjualan, perseroan berhasil meningkatkan efisiensi yang terlihat dari turunnya beban pokok pendapatan sebesar 2,20 menjadi Rp430,82 miliar.

Perseroan juga berhasil mengendalikan pertumbuhan beban usaha dari Rp83,26 miliar menjadi Rp67,28 miliar atau setara efisiensi 19,19 persen.

Namun, menguatnya nilai tukar AS terhadap rupiah membuat beban operasi lainnya tercatat minus Rp37,46 miliar secara yoy. Adapun tahun lalu tercatat positif Rp69,68 miliar.

Hal ini membuat laba usaha terkoreksi menjadi minus Rp3,63 miliar dibandingkan tahun lalu Rp71,02 miliar dan rugi bersih yang dapat diatribusikan pemilik entitas induk tercatat minus Rp41,91 miliar dibandingkan Rp63,46 miliar tahun lalu.

"Perseroan terus mencermati fluktuasi nilai tukar dalam beberapa waktu mendatang, namun kami optimis dapat meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 10 persen dibandingkan pencapaian tahun 2023," papar Andry.

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas