4 Bulan pada Tahun Ini, Kinerja Ekspor Indonesia Hanya Kantongi 81,92 Miliar Dolar AS
Jika dilihat berdasarkan sektor penurunan nilai ekspor secara kumulatif didorong oleh industri pengolahan sebesar 1,97 persen.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja ekspor Indonesia secara kumulatif dari Januari hingga April 2024 mencapai 81,92 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau menurun -5,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar 86,35 miliar dolar AS.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, andil utama penurunan nilai ekspor ini disumbang oleh sektor pertambangan dan lainnya yang berkontribusi sebesar 3,82 persen.
"Penurunan ini didorong oleh penurunan ekspor migas dan juga non migas mencapai 76,67 miliar dolar AS atau turun -5,43 persen sedangkan ekspor migas mencapai 5,25 miliar dolar AS atau turun -0,41 persen," ungkapnya.
Baca juga: Kinerja Ekspor Indonesia Merosot Jadi 19,62 Miliar Dolar AS di April 2024, Ini Penyebabnya
Pudji menyampaikan, jika dilihat berdasarkan sektor penurunan nilai ekspor secara kumulatif didorong oleh industri pengolahan sebesar -1,97 persen. Serta pertambangan dan lainnya sebesar -17,22 persen.
"Ekspor pertambangan dan lainnya menjadi pendorong utama atas turunnya kinerja ekspor Januari hingga April 2024 dengan andil penurunan sebesar 3,82 persen," tuturnya.
Sedangkan berdasarkan negara kawasan utama, ekspor Indonesia untuk Tiongkok sebesar 17,64 miliar dolar AS atau turun sebesar 14,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Penurunan juga terjadi di negara ASEAN, ekspor RI ke ASEAN menjadi 13,60 miliar dolar AS dibandingkan tahun 2023 lalu sebesar 15,09 miliar dolar. Kemudian, Uni Eropa sebesar 5,52 miliar dolar dan negara lainnya sebesar 24,97 miliar dolar.
"Jika dibandingkan secara komulatif dengan periode yang sama tahun lalu Januari sampai dengan April 2024 ini ekspor non migas di kawasan ASEAN dan Uni Eropa mengalami penurunan. Sementara ke Amerika Serikat dan India mengalami peningkatan," jelas Pudji.