Belum Memuaskan, Industri Elektronika di Indonesia Masih Sebatas Perakitan dan Distribusi
Masih stagnannya perkembangan industri elektronika di Indonesia disebut-sebut karena masih minimnya kegiatan riset dan pengembangan.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menyebut industri elektronika di dalam negeri saat ini dinilai belum memuaskan, lantaran masih berada di level perakitan dan distribusi.
Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Warsito mengatakan, padahal sudah sepatutnya Indonesia berada di ranah yang lebih tinggi, yakni dapat mengembangkan produk-produk berstandar yang lebih tinggi.
"Industri bidang elektronika kita masih pada level perakitan, juga distribusi dan seterusnya. Belum masuk kepada ranah yang lebih tinggi kepada ranah riset," ucap Warsito dalam Dialog Nasional dengan tema Strategi untuk Mempromosikan dan Mengembangkan Tenaga Kerja Terampil, di Jakarta, Kamis (16/5/2024).
Baca juga: Penyebaran AI Generatif Cepat Untuk Masa Depan Industri Elektronika dan Teknologi Jepang
Masih stagnannya perkembangan industri elektronika di Indonesia disebut-sebut karena masih minimnya kegiatan riset dan pengembangan (Research and Development/RnD).
Diketahui, industri elektronika saat ini masih menjadi sektor yang terus berkembang secara konsisten dari tahun ke tahun.
Agar produk industri elektronika dalam negeri dapat bersaing di pasar global, Warsito mengungkapkan, perlu digalakkan kegiatan penelitian dan pengembangan, serta ditopang oleh sumber daya manusia (SDM) yang kompoeten.
Warsito juga mendorong seluruh pihak, baik lembaga pendidikan dan juga termasuk perusahaan yang bergerak di sektor elektronika, agar bersama-sama memeperat kolaborasi untuk menciptakan SDM yang mumpuni di bidangnya.
Sebagai informasi, merujuk data Survei angkatan kerja nasional (Sakernas) sektor elektronika di Indonesia mempekerjakan 345.405 tenaga kerja pada tahun 2022.
Jumlah tersebut sangat besar, namun patut disayangkan karena mayoritas hanya berposisi sebagai pekerja di bidang perakitan maupun pendistribusian.
"Kami belum mendapati banyak industri di Indonesia. Tapi kalau memang itu sudah ada ya mari kita kembangkan, berangkulan dengan institusi pendidikan tinggi kita dan lembaga-lembaga riset kita," pungkasnya.