Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bos Bulog Ungkap Minimnya Antusias Petani dalam Program Jemput Gabah Beras

Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, kurangnya antusias dari para petani dalam program jemput gabah atau beras

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
zoom-in Bos Bulog Ungkap Minimnya Antusias Petani dalam Program Jemput Gabah Beras
Tribunnews/Endrapta
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, kurangnya antusias dari para petani dalam program jemput gabah atau beras lantaran kuatnya hubungan yang sudah dibangun antara petani dan penggilingan-penggilingan padi kecil.

Hal tersebut menjadi alasan minimnya pemanfaatan program jemput gabah/beras dari petani untuk percepatan penyerapan beras bagi pemerintah.

Baca juga: Dirut Bulog Akui HET Beras Premium yang Sudah Naik Rp 14.900 Per Kg Sulit Turun Lagi

"Untuk jemput gabah beras yang dilakukan Bulog ternyata tidak banyak, dari jumlah itu tidak banyak yang memanfaatkan fasilitas jemput gabah beras kenapa, karena para petani sudah juga punya hubungan yang baik dan terikat dengan penggilingan-penggilingan kecil yang ada di daerahnya," kata Bayu saat meninjau Sentra Penggilingan Padi (SPP) Karawang, Jawa Barat, Senin (20/5/2024).

Bayu mengatakan, program jemput gabah/beras itu menjadi sinyal dari pemerintah untuk para petani dalam menyerap beras. Meskipun minatnya sedikit, Bayu mengklaim bahwa program tersebut tidak akan dihilangkan.

"Jadi terus terang kami melihat bahwa program jemput gabah dan beras itu lebih merupakan sinyal kepada pasar bahwa Bulog siap untuk masuk hingga ke tingkat petani," tutur Bayu.

"Tapi apakah jemput gabah beras akan dihilangkan? Tidak, kita step by step ada. Jadi tujuannya memang demikian memberikan sinyal pasar bahwa kalau ada tidak bisa pakai jalur konvensional bisa menggunakan pendekatan," sambungnya.

Baca juga: Bulog Buka Suara soal Video Viral Petani di Mamuju Nangis karena Harga Jagung Anjlok

BERITA REKOMENDASI

Selain itu, Bayu menyatakan mekanisme yang berlaku saat ini adalah para petani mengantarkan gabah kering panen (GKP) ke Sentra Penggilingan Padi untuk diantarkan kepada penggilingan padi kecil. Kemudian, penggilingan-penggilingan padi itu kembali mengantarkan beras asalan ke Bulog.

"Jadi ternyata itu masih bisa sekarang, jadi dengan relaksasi harganya masih bisa masuk. Jadi dengan mereka akhirnya memilih program itu tadi tidak menggunakan program jemput gabah beras," jelas Bayu.

Sebelumnya, Perum Bulog berkomitmen untuk menyerap hasil produksi dalam negeri sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh pemerintah.

Baca juga: Petani Masuki Panen Raya, Bulog Tetap Lakukan Impor Beras

Direksi dan seluruh jajaran Perum Bulog terus meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan kelompok petani, penggilingan, serta mitra kerja pengadaan untuk meningkatkan angka serapan gabah dan beras dari petani dalam negeri.

"Untuk mempercepat proses penyerapan ini, Bulog akan membentuk Tim Jemput Gabah/Beras di tiap wilayah kerja Surplus untuk melakukan pembelian langsung di Petani," kata Suyamto, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas