Harga Kopi Robusta dan Arabika di Pasar Global Melonjak, Tertinggi Sejak 2010
Harga kopi dunia yang diperdagangkan di pasar global selama bulan April mengalami lonjakan tajam, sebagai contoh kopi Robusta
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga kopi dunia yang diperdagangkan di pasar global selama bulan April mengalami lonjakan tajam, sebagai contoh kopi Robusta di London yang nilai naik, tertinggi sejak tahun 2010.
Mengutip data Bloomberg, selama sebulan terakhir harga kopi Robusta yang digunakan sebagai bahan utama kopi instan melonjak sebanyak 7 persen. Hal serupa juga terjadi pada penjualan kopi jenis Arabika yang harganya ikut terkerek naik sekitar 6 persen.
Lonjakan ini mulai terjadi setelah Vietnam, yang merupakan produsen utama kopi instan dilanda cuaca ekstrem.
Baca juga: Inisiasi Pembinaan Petani Kakao Sejak 2019, Perusahaan Tambang di Sulawesi Utara Raih Penghargaan
El Nino yang terus terjadi dalam jangka waktu lama telah membuat curah hujan di kawasan Asia terutama di Vietnam menurun di bawah rata-rata, hingga memicu kekeringan. Kondisi tersebut yang menyebabkan hasil panen biji kopi anjlok di tengah tingginya permintaan untuk biji Robusta.
“Perubahan iklim telah membuat pasokan kopi kurang dapat diandalkan, menciptakan dinamika yang tidak stabil dalam persediaan biji kopi dan harga dasar yang lebih tinggi,” jelas Andrea Illy, ketua perusahaan pemanggang kopi Italia Illycaffe SpA.
Kondisi seperti ini tak hanya dialami Vietnam, produsen kopi terbesar dunia Brasil juga dilanda bencana El Nino membuat ekspor kopi menyusut hingga harga kopi arabika berjangka kontrak bulan Juli 2024 berakhir naik 1,50 persen ke kisaran 2.2045 dolar AS per pon.
“Wilayah Minas Gerais yang biasa menyumbang 30 persen tanaman arabika Brazil tak kunjung menerima curah hujan selama empat minggu berturut-turut, hambatan ini yang membuat harga kopi di Brazil melonjak,” kata analis Rabobank Guilherme Morya
Selain karena iklim, lonjakan harga juga dipengaruhi sejumlah faktor lainnya seperti mandeknya pengiriman via pelabuhan, dan kerusuhan geopolitik. Tekanan ini memperburuk kekhawatiran pasokan dan mendukung kenaikan harga kopi di tahun 2024.
Baca juga: Indonesia Disebut Raja Pasar Kopi Modern di ASEAN, Ekspansi Jaringan Usaha Lokal Jadi Modal Utama
Tak Seperti yang lainnya, Indonesia produsen kopi terbesar keempat di dunia justru mengalami pemulihan produksi. Menurut laporan dari Departemen Pertanian Amerika Serikat produksi dkop[I varietas robusta diperkirakan meningkat 14 persen jadi 10 juta kantong pada 2024.
Belum diketahui secara pasti kapan produksi kopi dunia akan kembali lancar seperti tahun-tahun sebelumnya, namun konsumen kini harus mulai membiasakan diri dengan tingginya harga kopi di tengah meningkatnya permintaan terhadap biji kopi.
Harga Kakao Melesat
Bencana El Nino juga membuat harga kakao berjangka di New York dan London mengalami lonjakan harga yang tajam di tahun ini, dibanderol lebih mahal dibandingkan periode sebelumnya hingga melampaui nilai tertinggi yang pernah terjadi pada tahun 1977 ketika dunia kembali menghadapi kekurangan kakao.
Mengutip data dari Economic Times, harga kakao di pasar Amerika Serikat (AS) selama perdagangan di bulan ini dibanderol naik sebesar 8.699 dolar AS per ton. Sementara harga kakao premium dibanderol Di Kisaran 9.000 dolar AS hingga 12.000 dolar AS.
Imbas kenaikkan ini, raksasa coklat dunia seperti Mondelez harus menaikkan harga sekitar 6 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini, dan Hershey sekitar 5 persen.