Guna Majukan Potensi, Gerai Alfamart Bantu Pasarkan Produk UMKM Lokal NTT
Guna membantu memajukan potensi produk lokal, Alfamart bantu memasarkan produk UMKM lokal NTT di gerai-gerainya.
TRIBUNNEWS.COM - Guna memajukan potensi UMKM lokal daerah untuk bisa maju, Alfamart memiliki langkah konkret tersendiri. Salah satunya adalah memberikan kesempatan bagi produk lokal satu daerah untuk dipasarkan di gerai-gerai Alfamart. Seperti dua kisah UMKM lokal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di Sumba Timur ada Marsella Nancy Walangitan (41), semula adalah ibu rumah tangga yang membuat kue-kue basah untuk pesanan. Di satu kesempatan, rekannya sesama pengusaha makanan lain membutuhkan bantuan memenuhi kebutuhan pesanan manisan asam kacang. Manisan asam kacang adalah kudapan ringan khas NTT.
“Saya bantu teman untuk buat manisan asam kacang, karena dia belum sanggup penuhi pesanannya waktu itu. Dari situ saya lihat ada kesempatan bagus penjualan di manisan asam kacang ini, sehingga saya mulai tekuni,” ungkap Marsella.
Marsella mengakui memulai usaha dengan memanfaatkan media sosial dan jemaat di gereja sebagai potensi awal pemasarannya. Usaha Marsella kian berkembang setelah dirinya mendapatkan binaan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sumba Timur dan hasil produksinya makin diterima hingga ia pun membutuhkan karyawan untuk membantu produksinya.
Kesempatan memajukan usahanya makin terbuka luas saat Alfamart memberikan kesempatan manisan asam kacangnya bisa dipasarkan di gerai Alfamart. Serangkaian proses kurasi dan kelengkapan dokumen persyaratan berhasil ia penuhi.
“Saya bersyukur bisa bertemu dengan pihak Alfamart dan produk saya diterima,” ujar Marsella.
Dibantu kedua anak dan beberapa wanita desa setempat yang putus sekolah, Marsella berharap produknya tak hanya bisa dinikmati orang NTT tapi bisa merambah ke wilayah yang lebih luas lagi.
“Alfamart di NTT sudah menerima produk saya, dan saya optimis bisa merambah ke makin banyak wilayah lagi!” seru Marsella.
Cerita serupa juga ada di Timor Barat. Mengawali usaha kontraktor dan merambah ke aneka keripik dan kacang olahan adalah tantangan tersendiri bagi Alfred Jefryana Soewardi (49 tahun).
“Tahun 2020, covid datang. Proyek-proyek saya mandek. Terpaksa saya putar otak, banting setir jadi pengusaha makanan,” ujar Alfred.
Waktu itu, lanjut Alfred, jahe merah tidak berharga di daratan NTT. Ia lantas berpikir potensi produk herbal dari jahe merah sangat bagus, terutama pada masa pandemi.
Mulailah ia menekuni sebagai UMKM yang tidak hanya memproduksi herbal jahe merah tapi juga makanan ringan khas NTT sebagai oleh-oleh. Bisnisnya pun makin berkembang.
"Ada mulai keripik tempe, keripik kacang gula, keripik pisang gula aren. Saya pakai gula area khas Rote. Tiga produk ini sudah dipasarkan di Alfamart," jelas Alfred.
Alhasil, beberapa produk buatannya itu telah dipasarkan di gerai-gerai Alfamart. Sama seperti Marsella, produk-produk Alfred telah memenuhi persyaratan dan Alfamart meyakini produk buatannya punya potensi untuk lebih dikenal lewat gerai-gerai Alfamart.
Kini produknya bisa ditemui di gerai-gerai Alfamart di NTT. Bukan itu saja, produknya ada di toko oleh-oleh di beberapa kota wisata di NTT. Respon pasar sangat baik sehingga ia kini dibantu oleh 30 karyawan untuk memenuhi permintaan pasar.
Ia pun membagikan sedikit tips untuk UMKM lainnya. "Intinya sebagai UMKM kita harus konsisten. Konsisten pada rasa dan harga. Kalau modal itu nomor dua. Ini pengalaman pribadi. Saya bermodal 1 juta di tahun 2020 bisa memulai bisnis jahe merah dan sekarang berkembang ke bisnis snack,” pungkasnya. (*)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia