Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Naik Kelas Bersama BRI, Ini Kisah Klaster Usaha Kain Tuan Kentang Palembang Hidupkan Potensi Daerah

Klaster Usaha Kain Tuan Kentang makin berkembang dan dikenal banyak orang berkat dukungan yang diterima dari BRI sejak tahun 2017.

Editor: Content Writer
zoom-in Naik Kelas Bersama BRI, Ini Kisah Klaster Usaha Kain Tuan Kentang Palembang Hidupkan Potensi Daerah
ISTIMEWA
Masyarakat di kampung Tuan Kentang, Palembang, menghidupkan potensi pariwisata daerah selama puluhan tahun sebagai perajin kain tenun khas Palembang. 

TRIBUNNEWS.COM - Di antara berbagai perkampungan di Palembang, Tuan Kentang merupakan salah satu yang paling menyita perhatian. Terletak di tepi Sungai Ogan, tepat di pertemuan Sungai Musi dan Sungai Ogan, salah satu daya tarik dari kampung ini adalah keunikannya. 

Namun, tak hanya itu saja. Selama puluhan tahun, masyarakat di kampung ini juga turut berperan menghidupkan potensi pariwisata daerah sebagai perajin kain tenun khas Palembang.

Ya, mayoritas warga di sana hidup sebagai perajin kain tradisional Palembang seperti songket, blongsong, tajung, atau jumputan dengan kualitas yang sangat baik.

Kehadiran klaster usaha tersebut berawal dari inisiatif masyarakat di sekitar. Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi kain khas Tuan Kentang sekaligus membantu perajin. 

Baca juga: Wanita Tangguh Ini Bisa Jadi Pengusaha Sukses Berkat Holding Ultra Mikro BRI

Ketua Klaster Usaha Kain Tuan Kentang, H. Udin Abdillah menjelaskan bahwa keberadaan klaster ini menjadi wadah dan sarana untuk saling mendukung dan mengembangkan potensi antar perajin.

Menurut Udin, usaha kerajinan kain tenun Tuan Kentang ini sudah dijalankan selama 40 tahun. Awalnya ia terinspirasi oleh usaha kecil yang dimiliki orang tuanya.

“Dulu saya sempat tinggal di Jakarta, lalu sekitar tahun 1981 saya memutuskan pindah ke Palembang dan belajar kerajinan kain tenun ini dari nol. Akhirnya belajar buka usaha sendiri sekitar 1984 dan Alhamdulillah berjalan sampai sekarang,” ungkapnya.

BERITA TERKAIT

Saat ini, Klaster Usaha Kain Tuan Kentang memiliki kurang lebih sekitar 30 anggota yang berada dalam satu kawasan kampung tersebut.

“Dulu para perajin kalau punya barang kan langsung dibawa ke pasar untuk dijual, tapi tidak ada patokan harga sehingga terkadang mendapatkan harga yang kurang pantas. Ya memang itu jadi tantangan usaha kecil seperti ini. Dengan adanya klaster, kita jadi bisa naik kelas, punya daya jual yang sesuai dengan kualitasnya sehingga membantu kesejahteraan anggota juga.” lanjut Udin.

Baca juga: Berdiri Sejak 1962, Usaha Bakpia Penerima KUR BRI Ini Jadi Tempat Oleh-Oleh Favorit di Yogyakarta

Naik Kelas Berkat Bantuan BRI

Seiring berjalannya waktu, Klaster Usaha Kain Tuan Kentang makin berkembang dan dikenal banyak orang. Perkembangan usaha ini turut didukung oleh bantuan yang diterima dari BRI sejak tahun 2017.

“Jadi saat itu kami mendapatkan bantuan penataan lingkungan terlebih dulu. Wilayah Tuan Kentang saat itu kan sudah jadi destinasi wisata, tapi dari sisi lingkungan masih belum tertata. BRI membantu menata dan mempercantik lingkungan dengan menambahkan mural, sehingga jadi lebih bersih dan indah supaya menarik perhatian wisatawan yang berkunjung,” ceritanya kemudian.

Upaya BRI dalam mendukung perkembangan Klaster Usaha Kain Tuan Kentang turut disertai dengan pemberian bantuan berupa alat-alat yang mendukung produktivitas perajin.

“Alat-alat yang sekiranya sudah enggak layak kami ganti berkat bantuan dari BRI,” lanjut Udin.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas