Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Daftar 10 Perusahaan PHK 13.800 Pekerja, Serikat Buruh Ungkap Masih Akan Berlanjut Hingga September

Untuk perusahaan tekstil yang raksasa, daftarnya bisa dilihat dari beberapa emiten tekstil yang melantai di bursa.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Daftar 10 Perusahaan PHK 13.800 Pekerja, Serikat Buruh Ungkap Masih Akan Berlanjut Hingga September
Tribun Jabar/Gani Kurniawan)
Ilustrasi buruh pabrik. Perusahaan yang memutuskan PHK mulai dari skala kecil hingga besar, di mana mayoritas berada di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. 

"Kecenderungan rupiah loyo disebabkan situasi eksternal dan internal. Belakangan investor menarik diri, khususnya dalam perannya sebagai buyer di Surat Berharga Negara (SBN)," kata Said.

Menurutnya, investor asing melepas SBN sejak pandemi covid-19. Pada tahun 2019, porsi asing dalam SBN sebanyak 38,5 persen, setahun kemudian tinggal 25,1 persen, dan akhir Mei 2024 tersisa 14 persen.

"Perginya investor asing pada SBN mengakibatkan kepemilikan USD juga kian menurun," ujar Said.

Penyebab lain, kata Said, harga komoditas ekspor andalan Indonesia seperti batubara dan CPO atau minyak kelapa sawit pada 2023 dan 2024 tidak setinggi tahun 2022.

"Sejak pertengahan tahun 2023 hingga kini harga batubara hanya di kisaran 120-an USD/ ton. Padahal, awal kuartal II 2022 hingga kuartal I 2023 harga batubara di level 400 USD/ton," ucapnya.

Di sisi lain, harga CPO tidak seperti tahun 2022, yakni 4.200 - 4.400 Ringgit/ton. Sedangkan, kini hanya 3.800 - 3.900 Ringgit/ton.

Said menjelaskan, menurunnya dua komoditas andalan Indonesia ini tidak membuat dompet devisa negara tebal.

BERITA REKOMENDASI

Saat yang sama, dia menyebut bahwa pemerintah membuka kran impor yang juga menyebabkan sejumlah industri dalam negeri seperti tekstil gulung tikar dan merumahkan karyawannya.

Dari sisi eksternal, perekonomian AS perlahan makin membaik sejak badai inflasi di tahun 2022. Dia berkata, penguatan perekonomian AS membuat investor memilih meninggalkan Indonesia yang berakibat pada hilangnya pundi-pundi devisa baru.

"Akibat situasi di atas, tahun lalu saja current account Indonesia defisit 1,6 USD Billion. Bahkan food trade deficit Indonesia pada tahun 2023 menyentuh 5,3 USD Billion, angka tertinggi selama republik ini berdiri," ucap Said.

Said juga mengingatkan pemerintah tak terlena dengan data inflasi rendah di level 3 persen.

Sebab, inflasi rendah tidak bisa dibaca sebagai terkendalinya harga kebutuhan pokok rakyat.

Menurutnya, jika disandingkan dengan sejumlah data lainnya seperti berlanjutnya keputusan merumahkan karyawan, tingkat konsumsi rumah tangga pada tahun 2023 dan 2024 tidak setinggi tahun 2022.

"Survei tingkat penjualan eceran jenis sandang oleh BI sejak pandemi di tahun 2020 sampai sekarang belum pulih masih di level 51,8 – 57, sedangkan periode sebelum pandemi di kisaran 150 – 240. Data ini memperlihatkan, daya beli rakyat sedang tidak baik-baik saja," jelas Said.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas