Orang Dekat Jokowi Jadi Petinggi BUMN, Ngabalin: Bukan Gegabah, Itu Takdir Allah
Ngabalin mengatakan penunjukkan kerabat Jokowi dan Timses Prabowo-Gibran jadi petinggi BUMN tak bertentangan dengan ketentuan hukum agama atau negara.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memberikan kursi Komisaris dan petinggi BUMN kepada beberapa kerabat dekatnya.
Begitupun orang-orang yang terlibat dalam tim sukses pasangan Prabowo-Gibran juga dipercaya menempati kursi empuk perusahaan plat merah.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengatakan penunjukkan ini tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum agama maupun hukum negara.
"Kalau pas menunjuk seseorang bukan gegabah itu, Allah mentakdirkan orang ini mungkin ada hubungan, ada kedekatan. Tidak ada apa-apa. Apa yang menjadi masalah?" ujar Ngabalin dalam podcast di kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Dia pun pernah mendapat kepercayaan sebagai komisaris PT Angkasa Pura I (Persero) dan Komisaris Independen subindo Pelindo, PT Terminal Petikemas Indonesia.
"Makanya saya berkali-kali bilang bahwa kementerian badan usaha milik negara dan Pak Erick mengangkat seseorang menjadi komisaris bukan seenak perutnya saja.
"Ada tim yang memang disiapkan karena kayak kami ini kan dipanggil. Pak Ngabalin Angkasa Pura I itu haknya begini. Konsentrasinya begini. Coba Bapak baca. Disuruh saya baca buku," tuturnya.
Tugas yang diberikan ini, menurutnya, tidak mudah.
Ngabalin justru menegaskan bahwa publik tidak perlu ragu karena orang-orang yang dipilih menjadi komisaris memiliki kompetensi tinggi.
"Maka saya juga selalu bilang, kalau kementerian badan usaha milik negara yang luar biasa loh menurut saya. Ada anak muda, cerdas, pengusaha berhasil yang luar biasa," ucap dia.
Seperti Fuad Bawazier yang ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) itulah yang diharapkan untuk meningkatkan kinerja perseroan tambang.
Ngabalin balik bertanya siapa yang ragu dengan Fuad dengan pengalaman, jam terbangnya.
"Beliau mantan Dirjen Pajak, mantan Menteri Keuangan Zaman Orde Baru loh. Pernah di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia," imbuhnya.
Atau kemudian penunjukkan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tbk yang kini diemban Simon Aloysius Mantiri.