Jokowi Ternyata Minta Jajarannya Masukkan Visi Misi Prabowo-Gibran ke APBN 2025
Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut meminta jajarannya memasukkan visi misi Prabowo-Gibran ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut meminta jajarannya memasukkan visi misi Prabowo-Gibran ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Permintaan Jokowi itu diungkap oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu.
Mulanya, ia mengatakan APBN 2025 sangat spesial karena merupakan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) transisi.
Baca juga: Menko Airlangga Optimis Indonesia Bisa Pertahankan Defisit APBN di Bawah 3 Persen
"Banggar sedang dalam konteks pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN 2025. APBN 2025 menjadi sangat spesial karena RAPBN ini adalah RAPBN transisi," katanya dalam acara diskusi bertajuk "Presiden Baru, Persoalan Lama" di Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).
Ia mengatakan, APBN 2025 ini dibuat untuk pemerintahan presiden-wakil presiden terpilih karena pada Oktober 2024 nanti mereka sudah dilantik.
Oleh karena itu, arahan Jokowi kepada jajarannya disebut sangat jelas, yakni memasukkan visi misi Prabowo-Gibran ke dalam APBN 2025.
"Dibuat oleh pemerintahan Pak Jokowi untuk pemerintahan presiden terpilih, maka nanti Oktober kan sudah pelantikan. Jadi ini dibuat pada masa transisi untuk presiden terpilih. Arahan Pak Jokowi jelas, masukkan semua visi misi presiden terpilih dalam APBN 2025," ujar Febrio.
Ia mengatakan, RAPBN 2025 sedang dibahas pemerintah saat ini bersama dengan DPR. Febrio pun berharap dalam masa transisi pemerintahan ini, pembahasan tersebut bisa berjalan mulus.
Baca juga: Sri Mulyani Keluhkan Sulitnya Kelola APBN di Tengah Ketidakpastian, Seperti Naik Roller Coaster
Menurut dia, penyusunan RAPBN 2025 dilakukan dengan prinsip keberlanjutan, sehingga mampu berdampak baik bagi perekonomian 2024 maupun 2025.
"Cita-cita kita sama, tetap kita ingin menjadi negara maju pada 2045. Masih jauh dan masih banyak tantangan," pungkas Febrio.