Indonesia Skills Week Ajak Perempuan Lebih Pintar Kelola Keuangan
Berdasarkan data Prakerja terkait penerima manfaat perempuan, terdapat kenaikan pendapatan sebesar 33,3 persen
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inklusi keuangan perempuan merupakan pintu masuk bagi pemberdayaan dan kemandirian ekonomi perempuan di Indonesia seiring dengan tren adopsi digital yang makin meluas di masyarakat.
“Hampir satu miliar perempuan di seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap layanan keuangan formal seperti rekening tabungan, kredit, pembayaran, atau asuransi kesehatan," ungkap COO Karier.mu Radinka Qiera, Deputi Direktur Kebijakan Asia Tenggara Women’s World Banking Vitasari Anggraeni di kegiatan gelar wicara bertema “Pemberdayaan Perempuan Menuju Kemandirian Ekonomi yang Inklusif” di Jakarta baru-baru ini.
Baca juga: Gandeng OJK, BNI Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan untuk Masyarakat Peduli Sampah di Bekasi
Diskusi ini digelar dalam rangka peluncuran Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital di Jakarta, Senin (24/6/2024).
Diskusi ini menghadirkan COO Karier.mu Radinka Qiera, Deputi Direktur Kebijakan Asia Tenggara Women’s World Banking Vitasari Anggraeni, dan Head Kemitraan dan Program Prakerja Tri Adi Pasha sebagai narasumber.
Vitasari menjelaskan, di Indonesia, 60 persen pemilik dan pengelola UMKM adalah perempuan.
"Hal ini menjadi potensi bagus untuk membangun keterampilan keuangan dan usaha perempuan agar mereka mampu berdaya secara ekonomi yang juga bermuara pada kemandirian ekonomi rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Vitasari.
Tri Adi Pasha, Head Kemitraan dan Program Prakerja juga mengatakan pentingnya kolaborasi dengan berbagai program pemerintah, salah satunya Prakerja, sebagai bentuk nyata pemberdayaan perempuan melalui peningkatan kompetensi dan keterampilan.
Baca juga: Akselerasi Inklusi Keuangan Nasional, Anggota TPAKD Diberikan Edukasi Soal Pasar Modal dan Investasi
“Dari hasil survei yang dilakukan oleh Prakerja pada perempuan yang berpartisipasi dalam program Prakerja, sebanyak 49 persen menyampaikan alasan mengikuti Prakerja adalah ingin mendapatkan pekerjaan," ungkap Tri Adi.
Dari data ini, bisa disimpulkan perempuan sebenarnya sudah berdaya, namun belum memiliki kesempatan dan untuk menambah kesempatan dalam akses ke pekerjaan tersebut diperlukan sebuah kolaborasi, kerja sama dan inisiatif dari para pemberi modal untuk bersama-sama menciptakan ekosistem yang berdaya bagi perempuan.
Tri menambahkan, bentuk kolaborasi yang bisa dibangun adalah penyediaan pelatihan untuk membantu tenaga kerja meningkatkan keterampilannya, sehingga dapat meningkatkan pendapatannya.
Berdasarkan data Prakerja terkait penerima manfaat perempuan, terdapat kenaikan pendapatan sebesar 33,3 persen dibandingkan dengan non-penerima manfaat.
Sejalan dengan pandangan Prakerja, COO Karier. mu Radinka meyakini, kolaborasi multipihak merupakan kunci dari keberlanjutan ekosistem literasi keuangan dalam pemberdayaan perempuan.
Baca juga: Dukung Inklusi Keuangan di Indonesia, BRI dan Microsoft Berkolaborasi dalam Bidang Kecerdasan Buatan
“Platform teknologi pendidikan menawarkan berbagai pelatihan dan kursus keuangan, mulai dari dasar-dasar pengelolaan keuangan pribadi hingga investasi dan perencanaan pensiun," ungkap Radinka.
Menurut dia, pelatihan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan perempuan untuk memberikan pengetahuan yang relevan dan praktis.
Karier. mu sebagai salah satu platform digital menyediakan akses ke pelatihan dan sumber daya pendidikan keuangan yang bersifat virtual dan bisa diakses kapan saja dan dari mana saja. Menurut dia, hal ini sangat membantu perempuan yang mungkin memiliki keterbatasan waktu atau akses fisik ke institusi pendidikan tradisional.
Ditambahkan, seiring dengan pendidikan dan pelatihan keuangan dalam ekosistem Prakerja, perempuan dapat mengembangkan keterampilan digital sehingga berdampak terhadap peningkatan partisipasi perempuan dalam dunia kerja.
Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital dapat diakses secara gratis dalam rangkaian Indonesia Skills Week (ISW) pada 21 Juni hingga 4 Juli 2024.
Modul ini terdiri dari dua modul pembelajaran utama bertema inklusi keuangan guna memberikan pemahaman dasar dan praktik terapan dalam pengelolaan keuangan, terutama bagi perempuan.
Meskipun periode ISW berlangsung sampai tanggal 4 Juli 2024, program pelatihan “Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital” tetap dapat diakses secara gratis oleh peserta, mahasiswa, alumni Prakerja, serta seluruh masyarakat Indonesia.