Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

SKK Migas Pantau Pembangunan FPSO Batam, Salah Satu Infrastruktur Pendukung Produksi Migas Nasional

FPSO atau unit penyimpanan dan pembongkaran produksi migas terapung ini merupakam proyek yang pertama kali dikerjakan di Indonesia.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in SKK Migas Pantau Pembangunan FPSO Batam, Salah Satu Infrastruktur Pendukung Produksi Migas Nasional
Kompasiana
FPSO Batam 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRUBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) terus memantau konversi pembangunan kapal tanker menjadi Floating Storage Production and Offloading (FPSO) di kawasan galangan kapal Pan Ocean PT Dok warisan Pertama di Tanjung Uncang, Kota Batam.

FPSO atau unit penyimpanan dan pembongkaran produksi migas terapung ini merupakam proyek yang pertama kali dikerjakan di Indonesia.

Adapun proyek ini dikerjakan oleh pekerja lokal dan telah masuk pada fase Commisioning atau fase pengetesan secara parsial.

Baca juga: Bidik Investasi Sektor Migas Rp249 Triliun di 2024, Ini yang Dilakukan SKK Migas

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengungkapkan, nantinya konversi dari kapal tangker ke FPSO ini dilakukan untuk menampung minyak gas bumi proyek forel yang dihasilkan dari Natuna, Kepulauan Riau.

FPSO ini memiliki kapasitas produksi 250 ribu barel oil per day (BOPD), diberi nama FPSO Marlin Natuna. Adapun, konversi FPSO telah menyentuh angka 80 Persen.

Dwi mengatakan, pembangunan atau koversi Kapal Tangker ke FPSO ini merupakan bagian dari upaya penting SKK Migas dan KKKS Medco Energi meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas guna mendukung ketersediaan energi nasional.

Berita Rekomendasi

"FPSO ini dibangun untuk peningkatan produksi gas dan direncanakan akan sail away (berlayar-red) pada Agustus, dan digunakan pada saat proyek Forel Onstream di Kuartal empat, 2024," ucap Dwi dalam keterangannya, Kamis (4/7/2024).

Direktur & Chief Operating Officer Medco Energi, Ronald Gunawan yang turut mendampingi Kepala dan Manajemen SKK Migas, mengatakan FPSO ini dijadwalkan akan digunakan pada proyek forel area di Kepulauan Natuna dengan kontribusi 10 Ribu BOPD.

"Kami tengah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam penyelesaian pembuatan fasilitas produksi tersebut. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga proyek ini terus berjalan dengan aman," ujar Ronald Gunawan.

Baca juga: SKK Migas: Produksi Gas 12 BCFD Bisa Terealisasi Pada 2030

Saat ini, Medco E&P Natuna juga sedang melakukan pengeboran sumur lepas pantai atau offshore untuk mengembangkan lapangan gas West Belut dan Terubuk.

West Belut diharapkan akan selesai di kuartal IV-2024 tahun ini, sedangkan lapangan gas Terubuk dijadwalkan akan selesai di III-2025.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas