Industri Daur Ulang Plastik Dinilai Bisa Menjadi Bisnis Model Keberlanjutan
Bisnis yang berkelanjutan adalah jawaban konkrit menghadapi sejumlah krisis termasuk penumpukan sampah.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Industri daur ulang plastik dinilai bisa menjadi bisnis model keberlanjutan. Sebab, dapat menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan lingkungan hidup.
Penyuluh Lingkungan Hidup Ahli Madya Direktorat Pengurangan Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup, Agnes Swastika Ningrum mengatakan, Di Indonesia industri daur ulang plastik sebagai salah satu bisnis yang berkelanjutan mengalami pertumbuhan.
"Hal ini dikarenakan praktik bisnis yang berkelanjutan bukan lagi pilihan, tetapi juga sudah menjadi kebutuhan hari ini maupun di masa depan," ujarnya saat diskusi panel "Road to ASEAN Plastic Recycling Summit" Indo Waste & Recycling 2024 di Jakarta, Kamis (11/7/2024).
Baca juga: Daur Ulang Plastik, Coca-Cola Hadirkan Booth dari Botol di Jakarta Fair Kemayoran 2024
Agnes menyampaikan, pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan lingkungan hidup. Bisnis yang berkelanjutan adalah jawaban konkrit menghadapi sejumlah krisis termasuk penumpukan sampah.
Pameran dagang berskala internasional Indo Waste & Recycling 2024 Expo & Forum sebagai pameran dagang internasional (Business to Business) yang didedikasikan untuk pengelolaan limbah, teknologi daur ulang, dan solusi keberlanjutan.
Pameran yang diselenggarakan bersamaan dengan Indo Water, Indo Renergy & Electric, Indo Security, Indo Firex, serta Indonesia International Smart City (IISMEX) 2024 Expo & Forum akan kembali diselenggarakan pada 18 - 20 September 2024 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta.
Penyelenggara pameran, PT Napindo Media Ashatama (Napindo) menyatakan kolaborasi enam pameran dan forum tersebut telah melebihi target awal paviliun negara.
Dari yang semula ditargetkan hanya 9 paviliun negara, kini telah mencapai 11 paviliun negara, termasuk Indonesia, Austria, China, Hong Kong, Hungaria, Jerman, Korea Selatan, Singapura, Swiss, Taiwan, dan Turki. Project Director Napindo, Agung Wicaksono mengatakan, acara ini menargetkan sebanyak 700 peserta pameran dari 30 negara.
"Menunjukkan antusiasme dan dukungan yang luar biasa dari komunitas internasional terhadap inovasi dan solusi keberlanjutan di bidang pengelolaan limbah dan daur ulang," ujarnya.
Dia menambahkan terselenggaranya kegiatan ini diharapkan dapat menjadi platform penting untuk mengumpulkan para pemangku kepentingan dari untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan strategi dalam meningkatkan pengelolaan dan daur ulang plastik.
"Selaras dengan Panel Discussion, marilah kita juga memanfaatkan wadah yang mendalam dan terfokus yaitu Indo Waste dan Recycling 2024 untuk berkolaborasi dalam menemukan solusi-solusi inovatif yang tidak hanya mendukung pertumbuhan industri, tetapi juga mendorong langkah-langkah nyata menuju keberlanjutan lingkungan yang lebih baik," tutur Agung.
Acara ini menargetkan sebanyak 700 peserta pameran dari 30 negara. Direncanakan 19.000 pengunjung akan menikmati beragam inovasi, menyaksikan demonstrasi, maupun mendapatkan informasi dari pakar industri mengenai isu-isu terkini yang dapat mengembangkan pelaku bisnis sektor ini.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia