Indonesia Disebut Rentan Kerawanan Pangan, Ekonom Ingatkan Bersiap Antisipasi Lonjakan Harga
Dia mengingatkan, dampak bahaya dari perubahan iklim seperti fenomena La Nina yang menyebabkan lonjakan harga pangan termasuk beras.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
![Indonesia Disebut Rentan Kerawanan Pangan, Ekonom Ingatkan Bersiap Antisipasi Lonjakan Harga](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-pedangang-beras.jpg)
Hal ini sesuai dengan yang berada di panel harga badan pangan nasional atau Bapanas.
Dalam acuan panel harga Bapanas beras medium di jual sekitar Rp 15.670 mengalami kenaikan harga sekitar Rp 180 sedangkan medium Rp 13.600 naik Rp 90.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto saat membeberkan fakta terbaru dari permainan skandal mark up impor beras.
SDR telah melaporkan skandal mark up impor beras ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Bahwa berdasarkan data yang kami temukan diperoleh informasi rata-rata harga yang dikenakan untuk beras seharga USD 660/ton cost, insurance, and freight (CIF),” kata Hari Purwanto, Minggu,(14/7/2024).
Sementara itu, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan juga membeberkan perhitungannya soal kerugian negara yang ditimbulkan apabila mark up terjadi pada impor beras tahun 2023 dan bulan Januari-April 2024 yang mencapai 4,83 juta ton.
"Total impor beras tahun 2023 mencapai 3,06 juta ton, dan Januari-April 2024 sudah mencapai 1,77 juta ton. Total 4,83 juta ton. Kalau modus markup sebesar 117 dolar AS per ton ini terjadi sejak tahun 2023, maka kerugian negara memcapai 565 juta dolar AS, atau sekitar 8,5 triliun rupiah,” kata Anthony, Kamis, (11/7/2024).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.