BPS: Indonesia Deflasi 0,18 Persen di Juli 2024, Lebih Dalam dari Bulan Sebelumnya
Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,97 persen.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Juli 2024 Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,18 persen, lebih dalam dibanding Juni 2024.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 106,28 pada Juni 2024 menjadi 106,09 pada Juli 2024.
Sementara itu, secara year on year (y-o-y) terjadi inflasi sebesar 2,13 persen dan secara tahun kalender year to date (ytd) terjadi inflasi sebesar 0,89 persen.
Baca juga: Komoditas Bawang Merah dan Ayam Ras Sumbang Deflasi RI
"Deflasi bulan Juli 2024 ini lebih dalam dibandingkan Juni 2024 dan merupakan deflasi ketiga pada 2024," kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,97 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,28 persen.
Sementara itu, terdapat komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain cabe rawit dan beras dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,04 persen.
Emas, perhiasan, kopi bubuk, kentang, sigaret kretek mesin, dan sigaret kretek tangan dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.
"Catatan lainnya adalah kelompok pendidikan juga memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,04 persen atau mengalami inflasi sebesar 0,69 persen," ujar Amalia.