Buntut Perang Iran–Israel, Maskapai Top Dunia Batalkan Penerbangan Ke Tel Aviv
Maskapai penerbangan Amerika United Airlines dan Delta Air Lines memutuskan untuk menangguhkan semua perjalanan udara ke Tel Aviv
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM – Sejumlah maskapai penerbangan asal Amerika Serikat (AS) membatalkan perjalanan mereka ke Israel, usai Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan perintah bagi pasukan khusus Iran untuk menyerang wilayah Israel secara langsung.
Dalam pernyataan resminya maskapai penerbangan Amerika United Airlines dan Delta Air Lines memutuskan untuk menangguhkan semua perjalanan udara ke Tel Aviv, mengantisipasi adanya kemungkinan serangan pembalasan menyusul pembunuhan salah satu pemimpin militer utamanya di Beirut.
Baca juga: Bagaimana dan Kapan Iran akan Membalas Israel Atas Pembunuhan Haniyeh? Paling Cepat Akhir Pekan Ini
“United Airlines, yang mengoperasikan 14 penerbangan mingguan ke Tel Aviv, memberitahu pelanggan tentang pembatalan penerbangan untuk beberapa hari mendatang,” kata surat kabar Harian Israel Yedioth Ahronoth, dikutip dari Anadolu.
“Delta membatalkan penerbangan hari Rabu dan Kamis dari New York,” tambahnya.
Tak hanya maskapai AS, British Airways dari Inggris juga mengumumkan pembatalan, meskipun tidak jelas apakah akan dilakukan dalam 24 atau 48 jam ke depan.
Langkah serupa juga dilakukan maskapai penerbangan Jerman Lufthansa yang turut membatalkan semua penerbangan ke Tel Aviv hingga 8 Agustus mendatang sementara penerbangan ke ibu kota Lebanon, Beirut, akan ditangguhkan hingga 12 Agustus.
“Kami telah membatalkan dua penerbangan malam ke Israel dari Frankfurt dan Munich karena meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah,” jelas maskapai Lufthansa.
Iran Ancam Serang Israel
Adapun penangguhan ini dilakukan karena masalah keamanan di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel buntut tewasnya Ismail Haniyeh pemimpin biro politik Hamas. Haniyeh tewas bersama seorang pengawalnya saat dini hari, pukul 2 pagi waktu setempat.
Media pemerintah Iran menjelaskan Haniyeh tewas lantaran diserang menggunakan proyektil berpemandu udara. Namun setelah penyelidikan lebih lanjut, terungkap fakta bahwa kematian Haniyeh disebabkan oleh bom yang diselundupkan ke ibu kota Iran, Teheran.
Baca juga: Sosok Pengawal Haniyeh, Wasim Abu Shaaban, yang juga Tewas di Teheran, Wakil Komandan Al-Qassam
Masih belum jelas bagaimana bom tersebut bisa sampai ke tempat tinggal Haniyeh, namun imbas ledakan bom sebagian dinding eksterior rumah runtuh dan kaca jendela yang ditinggali Haniyeh pecah.
Ketegangan semakin meningkat setelah Tel Aviv mengumumkan pembunuhan Shukr, 63 tahun, dalam serangan udara di sebuah gedung di Beirut selatan pada Selasa malam. Kematian Shukr turut dikonfirmasi Hizbullah pada Rabu malam.
Tak lama pengumuman itu dirilis, Militer Israel mengklaim berhasil membunuh wakil kepala produksi senjata kelompok milisi Jihad Islam di Palestina, Mohammed Al Jabari, pada Jumat (2/8/2024).
Militer Israel tak menjelaskan secara detail kapan dan bagaimana operasi pembunuhan Al Jabari berlangsung di Jalur Gaza Palestina. Namun imbas pembunuhan tersebut sejumlah milisi dan kelompok bersenjata Iran mengadakan pertemuan penting dengan perwakilan dari sekutunya di Lebanon, Irak, dan Yaman untuk membahas serangan balasan ke Israel.
“Perwakilan dari sekutu Iran di Palestina, Hamas dan Jihad Islam, serta gerakan Houthi yang didukung Teheran di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok perlawanan Irak akan menghadiri pertemuan di Teheran,” kata seorang pejabat senior Iran.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah juga menyuarakan kemarahan serupa atas meninggalnya Haniyeh serta Fuad Shukr. Dalam pidatonya Nasrallah menegaskan bahwa pihaknya siap memulai perang telah terbuka di seluruh front.