Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Literasi Keuangan Masyarakat Rendah, Jokowi Titip Pesan Ini ke OJK dan BI

Presiden meminta kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia untuk meningkatkan perlindungan masyarakat di era ekonomi digital.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Literasi Keuangan Masyarakat Rendah, Jokowi Titip Pesan Ini ke OJK dan BI
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Presiden Joko Widodo di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (16/7/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya keamanan data di era digital terutama sektor keuangan.

Menurutnya, rakyat kecil selama in menjadi korban keuangan digital akibat sistem kemanan yang tidak siap.

“Keamanan data itu sangat penting jangan sampai karena tidak siap, kita tidak memiliki back up data yang berlapis sehingga pengguna, rakyat merasa aman dalam bertransaksi," kata Jokow dalam Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Jokowi menyampaikan kasus peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) oleh Ransomware 3.0 mesti menjadi pembelajaran ke depan.

"Saya kira pengamanan kita kemarin harus betul-betul dijadikan pengalaman yang baik dan bermanfaat," ucapnya.

Presiden meminta kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) meningkatkan perlindungan masyarakat di era ekonomi digital.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah akibatnya lagi-lagi rakyat kecil menjadi korban.

“Seingat saya (literasi keuangan) kurang lebih 50 persen masyarakat masih rentan mengalami risiko penipuan dan kejahatan digital,” paparnya.

Jokowi menambahkan agar seluruh pihak terkait menyiapkan sistem perlindungan konsumen, pastikan keamanan data konsumen.

Baca juga: Menko Airlangga: Ekonomi Digital Indonesia Tumbuh Empat Kali Lipat Tahun 2030

“Jangan sampai rakyat kecil menjadi pihak yang dirugikan," harapnya.

Indonesia, tambah Jokowi, harus dapat memanfaatkan semua instrumen untuk bisa terus tumbuh. Satu di antaranya kecerdasan buatan (AI) yang akan menjadi potensi bisnis di masa depan.

"Busana, produk, ditransformasi ke bentuk-bentuk digital, dipasarkan secara digital, lewat AI Catwalk, lewat etalase-etalase digital. Bisa dibeli secara digital dan juga pembayaran digital,” katanya.

Jokowi mencontohkan konglomerat Amerika Serikat (AS) Elon Musk membuat AI catwalk dengan model menggunakan wajah-wajah para tokoh dunia.

Baca juga: Literasi Keuangan Syariah Bisa Tingkatkan Produktivitas dan Daya Saing UMKM

Sejumlah tokoh-tokoh dunia ditampilkan di AI Catwalk seperti Presiden Donald Trump, Presiden Kim Jong-un, Ketua Dewan Amerika Nancy Pelosi, Tim Cook, Perdana Menteri Justin Trudeau, Hilary Clinton, Mark Zuckerberg, dan Presiden Barack Obama.

"Bayangkan produk UMKM seperti ini dengan jumlah UMKM kita sangat besar 64 juta," ucap Jokowi.

Jokowi menuturkan ekonomi digital diproyeksi tumbuh empat kali lipat di 2030 mencapai Rp5.800 triliun. Demikian juga pembayaran digital akan tumbuh 2,5 kali lipat di 2030 mencapai Rp12.300 triliun.

Jokowi bilang pengguna ponsel Indonesia sudah mencapai 354 juta unit atau melebihi jumlah penduduk 280 juta.

"Sehingga saya titip transformasi digital itu harus inklusif, berkeadilan, masyarakat di pinggiran, masyarakat lapisan ekonomi bawah, ekonomi mikro, UMKM, semuanya harus mendapatkan akses dan kesempatan yang sama," tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas