Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Fitch Pangkas Peringkat Utang Israel, Ekonomi Negara Zionis di Ambang Kehancuran Imbas Perang

Fitch kembali memangkas peringkat utang Israel dari awalnya A+ menjadi A, imbas serangkaian perang dan risiko geopolitik yang berkelanjutan

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Fitch Pangkas Peringkat Utang Israel, Ekonomi Negara Zionis di Ambang Kehancuran Imbas Perang
Fitch
Lembaga pemeringkat kredit Global, Fitch kembali memangkas peringkat utang Israel dari awalnya A+ menjadi A, imbas serangkaian perang dan risiko geopolitik yang berkelanjutan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Lembaga pemeringkat kredit Global, Fitch kembali memangkas peringkat utang Israel dari awalnya A+ menjadi A, imbas serangkaian perang dan risiko geopolitik yang berkelanjutan.

Dalam keterangan resminya Fitch Ratings menjelaskan bahwa pemangkasan peringkat utang dilakukan guna mempertahankan prospek ekonomi Israel yang saat ini berada di jurang kehancuran akibat perang yang berkelanjutan hingga membebani keuangan publik.

“Menurut pandangan kami, perang di Gaza dapat berlangsung hingga tahun 2025 dan ada risiko meluas ke medan perang lain. Perang yang berkelanjutan dan risiko geopolitik adalah pendorong utama yang akan membebani aktivitas ekonom,” jelas analis Fitch , Cedric Julien Berry dan Jose Mantero, dikutip dari Al Mayadeen.

Baca juga: Ekonomi Israel Banyak Menderita karena Perang di Gaza, Utang Naik Hampir Rp700 Triliun

Belum dapat dipastikan sampai kapan penurunan peringkat akan dilakukan, namun apabila pembengkakan biaya belanja pertahanan terus terjadi tanpa melakukan penyesuaian pos anggaran hal itu tentunya berpotensi merugikan ekonomi negara, memicu terjadinya defisit anggaran tahun ini.

Fitch memperkirakan setidaknya defisit anggaran negara Zionis itu di tahun 2024 bisa tembus mencapai 7,8 persen dari produk domestik bruto (PDB), membengkak tajam bila dibandingkan dengan 4,1 persen pada tahun 2023.

“Selain kerugian manusia, hal ini dapat mengakibatkan lonjakan belanja militer yang signifikan dan kerusakan yang lebih berkelanjutan terhadap aktivitas ekonomi dan investasi, sehingga menyebabkan semakin memburuknya metrik kredit Israel," imbuh Fitch.

Berita Rekomendasi

Tak hanya Fitch, lembaga survei keuangan Moody’s, sebelumnya sempat memangkas peringkat ekonomi Israel dari A1 turun menjadi A2. Moody’s berdalih pemangkasan dilakukan lantaran rasio utang terhadap PDB Israel terus menunjukkan kenaikan hingga diperkirakan mencapai puncaknya 67 persen pada tahun 2025, berbanding jauh dengan rasio utang tahun 2023 yang hanya 62,1 persen.

Kondisi tersebut kian diperparah dengan defisit anggaran militer sebesar 582 miliar shekel atau sekitar 155 miliar dolar AS yang digunakan pemerintah untuk membeli perlengkapan dan alat tempur serta membiayai perekrutan tentara cadangan yang akan dikirim ke Gaza.

Israel Sesumbar Ekonominya Kuat

Konflik Timur Tengah yang kian memanas membuat perekonomian Israel berada di ambang kehancuran, tercatat sejak Oktober hingga Juli kemarin defisit atau pengeluaran negara membengkak mencapai 8,1 persen jadi 8,5 miliar shekel atau naik 2,2 miliar dolar AS dari produk domestik bruto (PDB).

Angka tersebut melesat jauh dari target defisit Israel di tahun 2024 yang hanya dipatok 6,6 persen. Adapun defisit fiskal mulai dirasakan Israel setelah negara zionis ini meningkatnya pengeluaran terkait perang, untuk membeli perlengkapan dan alat tempur serta membiayai perekrutan tentara cadangan yang akan dikirim ke Gaza melawan kelompok Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.

Baca juga: Warning Gedung Putih! Iran akan Menyerang Israel Minggu Ini, Kapal Selam Peluru Kendali Dikerahkan

Imbas pembengkakan anggaran perang, banyak pihak menilai negara Zionis ini akan jatuh ke jurang inflasi. Kendati menghadapi kritikan pedas, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich dengan tegas menyatakan bahwa perekonomian Israel kuat dalam segala hal.

Menurutnya pemangkasan peringkat yang dilakukan Moody's dan Fitch mencerminkan kurangnya kepercayaan pada keamanan dan kekuatan nasional Israel. Hal senada juga dilontarkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mengatakan bahwa ekonomi Israel masih kuat, setelah perang berakhir peringkat tersebut akan naik sekali lagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas