Pameran Waralaba IFRA 2024 Bidik Transaksi Rp 1,5 Triliun
Dyandra Promosindo sebagai penyelenggara pameran waralaba International Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) 2024
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Dyandra Promosindo sebagai penyelenggara pameran waralaba International Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) 2024 kembali dihelat di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta.
Pameran ini akan berlangsung mulai 16-18 Agustus 2024 membidik total transaksi hingga Rp 1,5 triliun dalam tiga hari pameran.
"Kami harap pameran ini bisa menghasilkan lebih dari Rp 1,5 triliun dan kami berharap IFRA 2024 menjadi platform terpercaya dan dapat menjadi katalisator pertumbuhan industri waralaba di Indonesia," tutur Presiden Direktur PT Dyandra Promosindo Daswar Marpaung dalam pembukaan IFRA 2024, JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Baca juga: WALI: 80 Persen Pelaku Usaha Waralaba Sudah Gunakan Transaksi Digital
IFRA menjadi platform utama untuk mencari bisnis bagi para pelaku usaha. Acara ini menawarkan kesempatan untuk mengeksplorasi konsep bisnis yang inovatif, menjalin kerjasama dengan pelaku industri, serta memperluas jaringan bisnis baik di pasar domestik maupun pasar internasional.
"IFRA tahun ini menargetkan lebih dari 58.000 pengunjung, serta menampilkan 70 program bisnis inovatif yang melibatkan 225 perusahaan yang mewakili 325 merek," jelas Daswar.
Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar, menyatakan pemerintah Indonesia mendorong agar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menguasai pasar melalui ekosistem maupun digitalisasi.
"UMKM kita coba didorong untuk menjadi usaha unggulan yang ke arah usaha franchise. Pemerintah sendiri juga mendorong untuk menciptakan tenaga kerja. Pameran ini menunjukkan pola waralaba itu seperti ini, kedua ingin mendorong pertumbuhan waralaba lokal pasar domestik. Indonesia cukup besar jangan lupa saat covid domestic consumption kita sangat besar," ungkap Anang.
Dengan domestic consumption yang besad akan menciptakan domestic demand dan membuat orang ingin berinvestasi.
"Jadi ini yang harus kita pertahankan, saya mengimbau para UMKM supaya lebih serius jangan asal-asalan apalagi kalau dibikin franchise," imbuh Anang.
Baca juga: Induk McDonalds Bakal Beli Waralaba di Israel yang Picu Boikot Global, Merugi Rp111 Triliun
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan Moga Simatupang, mengapresiasi upaya AFI yang secara konsisten dan berkelanjutan memberikan kontribusi untuk pembangunan nasional, khususnya sektor waralaba.
"Saya sangat mengharapkan agar kolaborasi nyata antar pemerintah dan dunia usaha ini dapat terus berlangsung. Semoga kegiatan ini menjadi wadah dan sarana yang baik untuk promosi bagi berbagai konsep bisnis dan menjadi langkah awal bangkitnya kembali bisnis waralaba menuju masa depan yang lebih baik," kata Moga.