Memanen Manfaat dari Energi Surya di Atap Pasar
Pasar Gedhe Klaten dilengkapi dengan PLTS atap yang difungsikan untuk menyokong sebagian kebutuhan listrik yang dimanfaatkan pedagang dan pembeli.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Whiesa Daniswara
Pintu area tersebut selalu dikunci oleh Minarso dan teknisi lainnya, Sarwono.
Akses ke ladang panel surya hanya dibuka ketika keduanya melakukan pengecekan serta pembersihan panel surya.
"Pengecekan dan pembersihan dilakukan agar panel surya dapat menangkap sinar matahari secara optimal," kata Minarso.
Pembersihan panel surya dilakukan setiap 3-4 hari sekali menggunakan air mengalir dan kain lap pel atau kanebo.
Sarwono menambahkan, debu dan kotoran burung menjadi 'musuh' terbesar bagi panel surya.
"Kalau tidak dibersihkan secara maksimal, maka dapat memengaruhi kinerja panel," lanjut Sarwono.
Di kawasan yang langsung terpapar sinar matahari itulah, ratusan panel surya ditata berderet.
Rinciannya, 304 panel surya berada di gedung A dan sisanya, 158 panel surya ada di gedung B.
Di gedung B terdapat ruang untuk menempatkan 4 unit inverter serta AC combiner box.
Sarwono menjelaskan, panel surya akan menangkap paparan sinar matahari yang dikonversi menjadi energi listrik DC, kemudian ke inverter untuk diubah menjadi listrik AC.
"Arus listrik dari setiap inverter lantas masuk ke AC combiner box sebelum dialirkan menjadi sumber energi listrik," jelasnya.
Aliran listrik dari PLTS atap itu lantas dimanfaatkan untuk menyalakan lampu penerangan pasar, peralatan elektronik, serta menjalankan sejumlah fasilitas umum di Pasar Gedhe.
Misalnya mengoperasikan 4 eskalator dan 4 travelator Pasar Gedhe. Jenis eskalator dan travelator di pasar seluas 15.425 meter persegi itu hemat energi.
Tangga akan berjalan ketika ada orang yang menggunakannya. Saat tidak ada yang melintas, eskalator dan travelator otomatis berhenti.