Rebound Lagi, Rupiah Ditutup Menguat Tembus di Atas Rp 14.400 Per Dolar AS
Reli nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika serikat (AS) terpantau menguat, ditutup lebih tinggi pada perdagangan hari ini, Jumat
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Reli nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika serikat (AS) terpantau menguat, ditutup lebih tinggi pada perdagangan hari ini, Jumat (23/8/2024).
Berdasarkan pantauan data Bloomberg, nilai tukar rupiah sore ini mengalami rebound, naik di kisaran Rp15.492 per dolar AS, menguat 0 ,69 persen bila dibanding rupiah perdagangan dua hari terakhir.
Mengekor pergerakan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut melaju kencang, naik 55,08 poin (0,74 persen) ke level 7.543,7 pada penutupan sesi I, Jumat sore.
Baca juga: Tensi Politik Dalam Negeri Memanas, Bagaimana Dampaknya ke Nilai Tukar Rupiah?
Pergerakan positif ini terjadi seiring dengan mereda politik dalam negeri setelah aksi demonstrasi rampung digelar Forum Guru Besar, Akademisi, Pro Demokrasi, masyarakat sipil dan Aktivis '98.
Adapun aksi demo ini digelar untuk menentang pembegalan demokrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, pada Kamis (22/8/2024).
Namun setelah ribuan buruh dari berbagai latar belakang menggelar aksi demonstrasi, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memutuskan untuk membatalkan rapat paripurna yang bertujuan merevisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Selain faktor demonstrasi, penguatan rupiah terjadi karena investor tengah fokus menunggu sidang Jackson Hole yang akan digelar Bank sentral AS The Fed pada tanggal 17-18 September 2024.
Pada kesempatan itu, Gubernur The Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole diharapkan bakal melonggarkan kebijakan dengan mengerek turun suku bunga AS hingga akhir tahun 2024.
Proyeksi itu diungkap langsung oleh dua pejabat Federal Reserve, dalam laporannya para anonim ini mengungkap rencana bos The Fed yang akan menurunkan suku bunga sebesar 0,25 persen atau sekitar 50 bps pada pertemuan Jackson Hole di tanggal 17-18 September.
Hal senada juga dilontarkan gubernur Federal Reserve Bank of St. Louis, Alberto Musalem, yang menyatakan bahwa saat ini sudah waktunya bagi bank sentral AS The Fed untuk menurunkan suku bunga.
Baca juga: Sore Ini Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp15.435 per Dolar AS
Berkat proyeksi tersebut mata uang rupiah bisa kembali menguat, pergerakan rupiah bahkan sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia. Misalnya baht Thailand yang melonjak 0,75 jadi menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia.
Selanjutnya, ada won Korea Selatan menanjak 0,43 persen, disusul yen Jepang terkerek 0,31 persen serta dolar Singapura yang melesat 0,2 persen. Sementara yuan China naik 0,09 persen.