Prabowo Mau Percepat Implementasi B50, Anak Buah Bahlil Sebut Tak Mudah dan Ini Tantangannya
Indonesia akan percepat B50 atau biodiesel sebesar 50 persen yang ditargetkan pada akhir tahun 2024 atau awal tahun 2025.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan tantangan dalam penerapan atau penggunaan biodiesel B50, sehingga tidak mudah dilakukan secara cepat.
Sebagai informasi, B50 merupakan campuran solar 50 persen dan bahan bakar nabati dari kelapa sawit 50 persen, yang diharapkan menjadi solusi strategis untuk mengurangi konsumsi solar dan emisi gas buang.
Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Sahid Junaidi mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah fokus terlebih dahulu terkait implementasi B40.
Adapun, saat ini uji coba B40 masih berlangsung.
Baca juga: Mentan: Biodiesel B50 Bisa Jadi Senjata Indonesia di Percaturan Energi Dunia
"ESDM sejauh ini sudah melakukan uji untuk B40 pada kendaraan ringan sudah berhasil, dan kendaraan berat sedang berlangsung. Tapi kalau kendaraan ringan berhasil, biasanya kendaraan berat berhasil juga," ungkap Sahid dalam Konferensi Pers Indonesia Sustainable Energy Week, di Jakarta, Senin (26/8/2024).
"Dan rencana di awal tahun 2025, B40 bisa langsung dieksekusi. Karena secara hitung-hitungan, kapasitas produksi itu sangat mungkin untuk diimplementasikan B40," sambungnya.
Sementara, terkait penerapan atau implementasi B50, masih menghadapi beberapa tantangan, khususnya dari sisi infrastruktur dan kebijakan.
Nantinya, apabila implementasi B40 telah berjalan lancar, maka secara otomatis pengembangan campuran bahan bakar nabati pada solar akan dinaikkan menjadi B50.
"Untuk B50 itu secara infrastruktur dan secara kebijakan ini pasti membutuhkan penyesuaian, karena kita tahu infrastruktur yang ada sekarang disiapkan untuk B20 kemudian B40. Untuk B50 kita sedang berhitung. karena ini kebijakan kita harus kawal supaya berhasil," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden terpilih periode selanjutnya Prabowo Subianto menuturkan nantinya Indonesia dapat mengelola kelapa sawit dengan sukses.
Indonesia akan percepat B50 atau biodiesel sebesar 50 persen yang ditargetkan pada akhir tahun 2024 atau awal tahun 2025.
“Energi kita sebentar lagi tidak perlu impor. Akan datang dari kelapa sawit namanya biodiesel, kita akan percepat B50, minimal biodiesel 50 persen dari kelapa sawit. Begitu kita mencapai 50% yang insyaAllah akhir tahun ini atau awal tahun depan,” jelas Prabowo.
Dengan demikian, nantinya Indonesia akan dapat menghemat uang sebesar 20 miliar USD yang tidak perlu keluar dari dalam negeri.
“Kita akan menghemat 20 miliar dollar uang kita tidak perlu kirim ke luar negeri lagi. Rp 300 triliun lebih akan beredar di Indonesia,” kata Prabowo.