Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pasok Kebutuhan Pipa Migas, Inerco Teken KSO dengan Artas Petrogas Senilai Rp 5 Triliun

Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pabrik sampai saat ini sudah mencapai 43-50%, karena bahan bakunya masih impor.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Pasok Kebutuhan Pipa Migas, Inerco Teken KSO dengan Artas Petrogas Senilai Rp 5 Triliun
HO
Suasana penandatanganan antara PT Inerco Global International dan PT Artas Energi Petrogas terkait dengan pengoperasian pabrik pipa "seamless" di Kota Cilegon, Banten. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Inerco Global International menandatangani kerjasama operasi (KSO) strategis bersama Jose Antonio Reyes CEO PT Artas Energi Petrogas atau Indonesia Seamless Tube senilai Rp 5 triliun di Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2024.

Dalam perjanjian kerjasama ini kedua pihak sepakat bahwa Inerco Global akan mengoperasikan pabrik pipa seamless pertama di Asia Tenggara di Kompleks Krakatau Steel Industry Cilegon, Banten.

“Seiring dengan upaya lifting minyak oleh Pemerintah Indonesia, maka dibutuhkan 500 ribu ton pipa baja seamless per tahun untuk industri Migas di Indonesia,” kata Hendrik Kawilarang Luntungan, CEO PT Inerco Global International dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/9/2024).

Baca juga: Meski Ada Transisi Energi, Pemerintah Disebut Masih Serius Benahi Industri Migas

Dia menjelaskan, saat ini Indonesia masih mengimpor pipa baja per-tahun senilai Rp15 triliun.

Hendrik mengharapkan, dengan beroperasinya pabrik seamless ini akan menghemat devisa negara sebesar Rp15 triliun.

“Proyek ini sejalan dengan visi hilirisasi yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi, bagaimana Indonesia dapat menjadi negara industri sehingga nilai tambah berputar di dalam negeri,” terangnya.

Hendrik mengungkapkan, PT Artas Energi Petrogas memiliki kemampuan produksi sebesar 250 ribu ton per tahun.

Berita Rekomendasi

Namun, dia mengakui, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pabrik ini mencapai 43-50 persen karena bahan bakunya masih impor.

“Target kami bagaimana kita bisa mencapai nilai TKDN sampai 95 persen,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas