Harga Minyak Dunia Menguat, Brent Naik Tipis 77,52 Dolar per Barel Imbas Sentimen Pasokan Libya
Reli harga minyak dunia di perdagangan pasar global perlahan menguat, menuju ke zona hijau setelah anjlok tajam memperpanjang penurunan pekan lalu.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Reli harga minyak dunia di perdagangan pasar global perlahan menguat, menuju ke zona hijau setelah anjlok tajam memperpanjang penurunan pekan lalu.
Mengutip data Reuters, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik sekitar 49 sen atau 0,7 persen menjadi 74,04 dolar AS per barel pada Selasa (3/9/2024).
Lonjakan harga juga terjadi pada perdagangan minyak mentah berjangka Brent yang harganya ikut terseret naik, melesat 59 sen atau 0,8 persen menjadi 77,52 dolar AS per barel. Lebih unggul ketimbang harga di pekan sebelumnya, dimana Brent dan WTI masing-masing turun 1,4 persen dan 3,1 persen.
Baca juga: Resesi Amerika Bikin Harga Minyak Dunia Meroket, Brent Dekati 79 Dolar AS per Barel
Adapun pemulihan harga minyak dunia terjadi imbas terganjalnya ekspor minyak Libya. Ekspor minyak di pelabuhan-pelabuhan utama Libya sejak Senin kemarin dilaporkan mandek dikirim buntut ketegangan yang terus berlangsung antara faksi-faksi politik yang bersaing untuk menguasai bank sentral dan pendapatan minyak.
“Gangguan ini menyebabkan Perusahaan Minyak Nasional (NOC) Libya menyatakan keadaan kahar pada ladang minyak El Feel, berlaku sejak 2 September. Bersamaan dengan itu OPEC justru berencana untuk melanjutkan peningkatan produksi yang dijadwalkan mulai Oktober,” jelas ekonom Reuters.
Menyusul Libya, pemerintah Irak juga berencana untuk mengurangi produksi minyaknya menjadi antara 3,85 juta dan 3,9 juta barel minyak per hari bulan depan.
Kesempatan ini yang kemudian dimanfaatkan OPEC untuk meningkatkan produksi pada kuartal berikutnya yang dimulai pada bulan Oktober, pasca importir besar Tiongkok memberikan sinyal untuk mengurangi permintaan minyak mentah.
Delapan anggota OPEC+ dijadwalkan bakal meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari (bpd) pada bulan Oktober, sebagai bagian dari rencana untuk mulai menghentikan pemangkasan produksi terbaru mereka sebesar 2,2 juta bpd sambil mempertahankan pemangkasan lainnya hingga akhir tahun 2025.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Diproyeksi Naik, Citra Tubindo Bidik Keuntungan 19,69 Juta Dolar AS
Strategi ini yang membuat investor mulai melirik pasar minyak hingga harga WTI dan Brent kembali terangkat ke zona hijau.
Belum diketahui sampai kapan lonjakan harga akan terjadi, namun sejumlah analis termasuk Goldman Sachs memprediksi kenaikan harga minyak akan berlangsung seiring dengan naiknya perkiraan permintaan minyak global untuk tahun 2030 karena potensi perlambatan dalam adopsi kendaraan listrik (EV).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.