Antisipasi Kekurangan Stok Awal Tahun, Bulog Nantikan Izin Impor Beras Tahun 2025
Perum Bulog berharap pemerintah segera memberi penugasan importasi beras untuk tahun 2025.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Bulog berharap pemerintah segera memberi penugasan importasi beras untuk tahun 2025.
Hal itu mengingat Indonesia diprediksi akan kekurangan stok beras pada awal 2025 sebanyak 3 juta ton.
"Sampai saat ini, Bulog belum mendapatkan tugas [impor beras tahun 2025]," kata Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (6/9/2024).
Baca juga: Ekonom: Beras Impor yang Dapat Jaminan Pemerintah Seharusnya Tidak Terkena Demurrage
Bayu enggan menyebutkan berapa jumlah impor yang dibutuhkan untuk mengantisipasi kekurangan beras pada awal 2025.
Ia menegaskan hanya akan menunggu penugasan dari pemerintah.
"Kita tunggu saja penugasan dari pemerintah," ucap Bayu.
Selain penugasan impor beras, Bayu berharap pemerintah juga segera menugaskan Bulog untuk yang lainnya seperti penyaluran bantuan pangan.
"Kalaupun berharap, penugasan kepada Bulog apakah penugasan bantuan pangan, penugasan untuk SPHP, penugasan untuk pengadaan dalam negeri, itu diberikan lebih awal," ujar Bayu.
Pada tahun ini, Indonesia memiliki kuota importasi beras sebanyak 3,6 juta ton.
Perum Bulog sebagai pihak yang ditugaskan melakukan impor, telah merealisasikan sebanyak 2,4 juta ton.
Baca juga: Kebijakan Impor Beras Harus Dapat Dipertanggungjawabkan
Bayu mengatakan, 2,4 juta ton beras impor tersebut ada yang sedang dalam perjalanan ke Indonesia, ada yang sudah masuk, dan ada yang sedang dibongkar muat di pelabuhan.
"Saat ini sudah dalam proses di perjalanan, maupun masuk, maupun bongkar, kurang lebih sebanyak 2,4 juta ton sampai dengan akhir bulan Juli," katanya di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta Selatan, Jumat (30/8/2024).
Saat ini, Bulog masih akan mendatangkan sebanyak 1,2 juta ton beras impor lagi agar memenuhi kuota yang telah ditentukan.
Rinciannya, 300 ribu ton beras sudah terkontrak, sedangkan 900 ribu ton sisanya masih sebatas komitmen, belum sampai kontrak.
"Untuk 300 ribu lagi prosesnya sedang berjalan. Kita memasukkan lagi kurang lebih sekitar 900 ribu. Ini kita akan usahakan semuanya bisa terkontrak dengan baik dan kemudian nanti bisa masuk tahun ini," ujar Bayu.
Mantan Wakil Menteri Perdagangan itu mengusahakan agar importasinya bisa selesai sebelum Desember 2024, sesuai dengan batas waktu izin yang ditentukan.
Adapun negara-negara yang telah terkontrak dengan Indonesia untuk mengirimkan berasnya di antaranya ialah Thailand, Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan Pakistan.