Mentan Tak Terima Dibilang Indonesia Tidak Serius Tangani Komoditi Kakao Ketimbang Malaysia
Amran mengatakan, di bidang pangan, Indonesia meraih medali agricola dari Organisasi Pangan PBB, The Food and Agriculture Organization (FAO).
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tidak terima jika kementeriannya tidak serius menangani komoditi kakao ketimbang Malaysia di pasar ekspor.
Hal itu dia ungkapkan dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (6/9/2024).
Hal ini bermula saat anggota Komisi IV DPR RI Panggah Susanto menyatakan cakupan kerja Kementerian Pertanian (Kementan) terlalu luas sehingga membuat kementerian ini tidak fokus.
"Kementerian Pertanian menurut saya ini scope-nya terlalu luas," kata Panggah seraya membandingkan dengan Malaysia yang dalam menangani persoalan pertanian bisa lebih spesifik.
Menurut dia, Pemerintahan Malaysia dalam menangani sektor perkebunan lebih mengerucutkan lingkup kerjanya, contohnya dalam penanganan komoditas kakao.
"Kalau di Malaysia itu lebih spesifik, misalnya di sektor perkebunan itu cukup komoditi yang prioritas, yang unggul-unggul saja. Masalah cokelat misalnya. Dia hanya punya beberapa batang cokelat, tetapi dirjen cokelat itu ada di Malaysia. Jadi memang spesifik sekali," ujar Panggah.
Amran merespons pernyataan Panggah sebagai terlalu mengecilkan Indonesia dibanding Malaysia. Menurut Amran, Indonesia dinilai lebih unggul dalam pertanian meski ruang lingkup kerja Kementan dipandang oleh Panggah terlalu luas.
Amran mengatakan, di bidang pangan, Indonesia meraih medali agricola dari Organisasi Pangan PBB, The Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO).
"Pak Panggah tadi terlalu mengecilkan Indonesia dibandingkan Malaysia. Malaysia itu negara kecil dibandingkan kita. Kita itu negara besar," kata Amran.
Baca juga: Dampak El Nino, Pasokan Kakao Terganggu, Harga Coklat Dunia Diramal Melonjak
"Maaf bukan kita hebat. Setelah 40 tahun, kita terima medali agricola. Itu dari FAO dan kita terbaik dunia untuk food security dan itu tidak bisa dibantah karena bukan kita yang menilai. Mereka menilai," lanjutnya.
Amran mengatakan, Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.
Kemudian, Indonesia disebut merupakan produsen kelapa nomor dua dunia. RI, kata Amran, juga menguasai 58 persen minyak sawit dunia.
Baca juga: Dampak El Nino, Pasokan Kakao Terganggu, Harga Coklat Dunia Diramal Melonjak
"Kita menguasai dunia, mensuplai dunia, jantungnya ini untuk pertanian ya Indonesia dengan Brasil. Jadi jangan mengatakan tidak ada yang jadi. Itu kurang bagus untuk media, kurang bagus untuk Indonesia," ujar Amran.
"Dibandingkan lagi dengan Malaysia yang punya kakao mungkin 10 hektare, enggak bisa dibandingkan [dengan Indonesia]. Kita ini negara besar," pungkasnya.