Pentingnya Pelatihan K3 dan BIM dalam Persaingan Dunia Kerja
Pelatihan membuat lulusan memiliki kualifikasi. Apalagi sertifikasi ini bukan cuma standar nasional, tapi juga internasional.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Dedy Natrifahrizal Dedisky Nazaroeddin mengatakan pembangunan infrastruktur menjadi bagian penting dalam pembangunan bangsa.
"Sektor konstruksi melalui pembangunan infrastruktur turut menjadi bagian penting dalam tercapainya Visi Indonesia Emas 2045 dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur," ujar Dedy.
Pernyataan itu disampaikan dalam kegiatan launching kerja sama pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan building information modelling (BIM), dikutip Selasa (24/9/2024).
Untuk dapat diterima pasar tenaga kerja, maka calon pekerja dan mahasiswa harus menguasai pelatihan K3 dan BIM.
Pelatihan membuat lulusan memiliki kualifikasi. Apalagi sertifikasi ini bukan cuma standar nasional, tapi juga internasional.
"Memiliki kemampuan, mereka bisa bersaing di dunia industri," ujar Wakil Rektor II Bidang Teknologi, Bisnis dan Keuangan UTA '45 Jakarta, Brian Matthew.
Baca juga: Politikus PDIP Soroti Maraknya Calo di Dunia Kerja
Untuk itu, dikembangkan pelatihan K3 dan BBM dengan program aplikasi Autocad with specialized tools dan Revit senilai Rp600 miliar.
Program gratis untuk mahasiswa dan peserta launching kerja sama secara bertahap.
"Untuk memastikan terbiasa bekerja menggunakan aplikasi yang biasa digunakan pada dunia profesional. Mereka sudah tersertifikasi secara profesional," ujarnya.
Rektor UTA '45 Jakarta, Rajes Khana menambahkan, perguruan tinggi harus memiliki link and match dengan dunia kerja.
Tujuannya, agar para mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi bisa diserap oleh dunia kerja, dengan kemampuan perangkat teknologi yang ada.