Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Minyak Dunia Anjlok, WTI Diobral di Bawah 70 Dolar AS Per Barel, Ini Biang Keroknya

Harga minyak di penutupan perdagangan pasar global anjlok, merosot lebih dari 2 persen di tengah berita Arab Saudi

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Harga Minyak Dunia Anjlok, WTI Diobral di Bawah 70 Dolar AS Per Barel, Ini Biang Keroknya
Uilprice.com
Ilustrasi pengeboran minyak 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga minyak di penutupan perdagangan pasar global anjlok, merosot lebih dari 2 persen di tengah berita Arab Saudi, pengekspor minyak mentah terbesar dunia akan meningkatkan produksi, Kamis (25/9/2024). 

Mengutip data Reuters, selama 24 jam terakhir reli perdagangan minyak Brent turun 1,27 dolar AS atau 1,7 persen hingga harganya dibanderol murah yakni 72,19 dolar AS per barel.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS amblas 1,18 dolar AS atau setara 1,7 persen, diobral menjadi 68,51 dolar AS per barel, turun tajam a dibandingkan dengan perdagangan di hari sebelumnya.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Bangkit, Brent Dibanderol Lebih Mahal Tembus 73,70 Dolar AS Per Barel

Adapun penurunan ini terjadi buntut ketegangan investor setelah Arab Saudi mengumumkan rencana meningkatkan target produksi sehingga harga minyak bisa dibanderol dibawah 100 dolar AS  per barel, dengan begitu Arab Saudi bisa kembali menguasai pangsa pasar 

"Prospek pasokan tambahan dari Libya dan Arab Saudi telah menjadi pendorong utama di balik kelemahan terbaru," kata analis Saxo Bank Ole Hansen.

Sementara, pemerintahan Libya di wilayah timur dan barat yang bersaing memprakarsai kesepakatan mengenai langkah-langkah untuk menunjuk pimpinan bank sentral anggota OPEC.

Berita Rekomendasi

Lewat kesepakatan itu para pejabat tinggi Libya berharap produksi minyak bisa ditingkatkan setelah sebelumnya stok minyak mengalami pemangkasan besar-besaran.

Potensi pemulihan produksi minyak Arab Saudi dan Libya ini yang membuat investor sumringah, lantaran stok minyak global akan kelebihan pasokan selama perdagangan pasar tahun depan.

Selain faktor diatas, penurunan ini terjadi setelah investor merespon pemangkasan suku bunga sebesar 0,25 persen atau sekitar 50 bps yang dilakukan Bank sentral AS The Fed, pelonggaran kebijakan moneter dan mempertahankan suku bunga lebih tinggi memiliki implikasi besar pergerakan harga minyak dunia.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Menguat, Brent Naik Tipis 77,52 Dolar per Barel Imbas Sentimen Pasokan Libya

Ini karena keputusan The Fed memangkas Suku bunga lebih rendah akan mengurangi biaya pinjaman yang dapat meningkatkan permintaan minyak. Alasan tersebut yang membuat harga minyak dunia melesat di perdagangan akhir pekan ini.

"Pemotongan suku bunga AS telah mendukung sentimen risiko, melemahkan dolar, dan mendukung minyak mentah minggu ini," ucap Analis UBS, Giovanni Staunovo

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas