Minyak Dunia Kembali Terjungkal, Anjlok 3 Persen Akibat Tersandung Putusan Pemerintah Arab
Harga minyak mentah berjangka jenis Brent dan West Texas Intermediate (WTI) kembali terjungkal
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga minyak mentah berjangka jenis Brent dan West Texas Intermediate (WTI) kembali terjungkal, turun lebih dari 3 persen pada penutupan pasar, Jumat (27/9/2024).
Adapun penurunan harga minyak mentah terjadi buntut ketegangan investor setelah pemerintah Arab Saudi merilis kebijakan baru, bersiap melepas target harga sebesar 100 dolar AS per barel lewat peningkatan produksi minyak pada bulan Desember.
Menyusun langkah pemerintah Arab, dua anggota OPEC+ selaku organisasi pengekspor minyak dunia mengatakan bahwa kelompok produsen tersebut akan melanjutkan peningkatan produksi minyak pada bulan Desember.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik Tajam, Brent Jadi 74,49 Dolar AS Per Barel
Terpisah, pada awal pekan pekan kemarin pemerintahan Libya di wilayah timur dan barat setuju memprakarsai kesepakatan mengenai langkah-langkah untuk menunjuk pimpinan bank sentral anggota OPEC.
Lewat kesepakatan itu para pejabat tinggi Libya berharap produksi minyak bisa ditingkatkan setelah sebelumnya stok minyak mengalami pemangkasan besar-besaran.
Potensi pemulihan produksi Libya sontak membuat investor sumringah, lantaran selama beberapa pekan terakhir ekspor minyak Libya mengalami gangguan pasokan buntut ketegangan yang terus berlangsung antara faksi-faksi politik yang bersaing untuk menguasai bank sentral dan pendapatan minyak.
Meski masih rencana, namun dampak peningkatan produksi yang dilakukan pemerintah Arab OPEC+ dan Libya berpotensi menyebabkan penumpukan stok pada tahun 2025, sehingga bisa melemahkan keseimbangan minyak global.
"Hal ini kemungkinan besar akan menyebabkan penumpukan stok pada tahun 2025 dan menjaga harga tetap berada di bawah tekanan yang moderat yang mungkin lebih penting adalah apakah hal ini merupakan pertanda perang pasokan di dalam dan di luar organisasi," kata Phil Flynn, analis senior Price Futures Group.
Mengutip data Reuters, minyak mentah berjangka Brent turun 1,86 dolar AS atau 2,53 persen menjadi 71,60 dolar AS per barel. Diikuti penurunan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS yang amblas 2,02 dolar AS atau 2,90 persen ke level 67,67 dolar AS per barel.