Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dunia Usaha Perlu Lebih Banyak Serap Penyandang Tunanetra untuk Pekerjaan Sektor Formal 

Penyerapan pekerja tunanetra yang tinggi pada bidang pendidikan menjadi salah satu indikator tingginya minat tunanetra berkarir di sektor ini.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Dunia Usaha Perlu Lebih Banyak Serap Penyandang Tunanetra untuk Pekerjaan Sektor Formal 
HO
Diskusi paparan hasil riset tentang serapan pekerja tunanetra oleh dunia usaha untuk pekerjaan sektor formal di Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2024. 

 Yosuke Ishikawa, Direktur Program The Nippon Foundation mengatakan, lembaganya terlibat dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menghambat penyandang disabilitas visual dalam mendapatkan kesempatan kerja.

"Khususnya apa saja keberhasilan dan kegagalan hasil kerja melalui penelitian berbasis bukti, sehingga penyandang disabilitas visual dapat memperoleh akses kepada pekerjaan yang lebih aman setelah menyelesaikan pendidikan tinggi," ujarnya.

Melalui penelitian ini, The Nippon Foundation berharap Yayasan Mitra Netra dan organisasi mitranya di Vietnam dan Filipina dapat mewujudkan mekanisme dukungan ketenagakerjaan yang berkelanjutan dan menjadi model bagi wilayah lain untuk mempromosikan ketenagakerjaan yang lebih inklusif.

Berdasar hasil survei, wawancara, dan Focussed Group Discussion (FGD), akhirnya didapatkan hasil yang memberikan gambaran akan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat keberhasilan penyandang tunanetra di sektor ketenagakerjaan formal, baik yang bersifat internal maupun eksternal. 

Dari sisi gender, ditemukan tren positif mengenai kesetaraan akses pada semua sektor. Selama ini ada anggapan umum bahwa perempuan tunanetra mendapat akses yang lebih terbatas dibanding laki-laki tunanetra, namun pada penelitian tiga negara ini terdapat 40?ri mereka yang bekerja dan menunggu pekerjaan di antara peserta tunanetra adalah perempuan, sementara laki-laki 60%.

Data responden Indonesia juga tidak berbeda jauh, yaitu 64% laki-laki dan 36% perempuan.

Tim peneliti dapat melihat bahwa semakin banyak perempuan tunanetra yang memasuki sektor pekerjaan formal dan kesadaran ini diprediksi akan menjadikan persentase tersebut terus bergerak menuju sama dengan laki-laki tunanetra dalam waktu dekat.

BERITA REKOMENDASI

Penelitian juga menemukan fakta bahwa lembaga pendidikan saat ini telah menyediakan fasilitas pendidikan inklusi yang semakin baik, karena sebanyak 85?ri 196 responden yang mengenyam pendidikan, merupakan lulusan Strata Satu, 13% memiliki gelar Master, dan gelar Doktor dimiliki 2% lainnya.

Khusus untuk Indonesia, 76?rhasil mengenyam gelar Strata Satu, 22% memiliki gelar Master, dan 2% lainnya memiliki gelar Doktor. Kondisi ini dapat menunjang perkembangan ketenagakerjaan tunanetra.

Latar belakang pendidikan juga sangat mempengaruhi bidang pekerjaan yang dipilih atau mampu didapatkan oleh para pekerja tunanetra.

Sebanyak 42?ri total responden memilih pendidikan humaniora yang di dalamnya termasuk ilmu psikologi, sosiologi, sejarah, bahasa dan lain-lain.

Kemudian sebesar 28% memilih ilmu pendidikan. Hal ini nyata berpengaruh kepada pilihan pekerjaan yang didominasi bidang pendidikan, yaitu 29?ri 144 orang yang dipekerjakan, memiliki profesi yang berkaitan dengan mengajar. 

Penyerapan pekerja tunanetra yang tinggi pada bidang pendidikan menjadi salah satu indikator tingginya minat tunanetra berkarir di sektor ini.

Namun hal ini juga dapat dilihat dari sudut pandang berbeda. Sebagai lembaga yang mengayomi tunanetra di Indonesia, Mitra Netra berpendapat bahwa banyaknya tunanetra yang berprofesi pada bidang pendidikan membuat calon tenaga kerja tunanetra hanya melihat bidang ini yang potensial bagi mereka.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas