Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kembangkan Industri Fitofarmaka, Kemenperin Tekankan Perlunya Penguatan Ekosistem

Tugas Ditjen IKFT, kata Reni, bagaimana bisa menghubungkan hasil riset para peneliti ini dengan para pelaku usaha agar bisa dikomersialisasikan.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kembangkan Industri Fitofarmaka, Kemenperin Tekankan Perlunya Penguatan Ekosistem
Endrapta Pramudiaz/Tribunnews.com
Pembukaan acara Awareness Fitofarmaka: Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Industri Obat Bahan Alam dan Fitofarmaka di Indonesia yang berlangsung di House of Wellness, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia Farmasi dan Kemasan Kemenperin, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2024). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengembangkan industri fitofarmaka di Indonesia.

Fitofarmaka adalah obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik (pada hewan percobaan) dan uji klinik (pada manusia).

Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita mengungkap tiga ekosistem penting yang perlu diperkuat, yaitu penyediaan bahan baku, produksi, dan distribusi.

Baca juga: Sarasehan Kadin dan Kemenperin: Kontribusi Sektor Industri Capai 73 Persen dari Nilai Ekspor 

Hal ini disampaikan Reni dalam acara Awareness Fitofarmaka: Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Industri Obat Bahan Alam dan Fitofarmaka di Indonesia yang berlangsung di House of Wellness, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia Farmasi dan Kemasan Kemenperin, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2024).

"Jadi saat ini sudah eranya kolaborasi. Apa yang kita lakukan pada pagi hari ini dalam upaya membangun ekosistem Fitofarmaka itu sendiri," kata Reni saat memberi sambutan.

Menurut dia, ekosistem industri fitofarmaka perlu dikembangkan agar pelaku usaha dapat merespons kebutuhan konsumen.

BERITA REKOMENDASI

Dalam ekosistem ini, BRIN dan perguruan tinggi juga berperan dalam menghasilkan riset. 

Bila diperkuat ekosistemnya, pelaku usaha bisa lebih mengoptimalkan keberadaan riset tersebut.

"Kita juga ada Politeknik AKA Bogor yang kita kenal. Nah ini juga salah satunya menghasilkan bahan-bahan baku obat alami yang memang sudah siap untuk dikomersialkan," ujar Reni.

Tugas Ditjen IKFT, kata Reni, bagaimana bisa menghubungkan hasil riset para peneliti ini dengan para pelaku usaha agar bisa dikomersialisasikan.

"Jadi dalam upaya untuk penguatan fitofarmaka di dalam negeri, memang ekosistem ini harus terus kita kuatkan lagi," pungkasnya.

Baca juga: Kemenperin Kuatkan Industri Nasional Melalui Optimalisasi Teknologi

Sebagai informasi, acara Awareness Fitofarmaka pada Kamis ini sesuai dengan tanggung jawab Kemenperin yang tergabung dalam Satuan Tugas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka yang dibentuk Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin Emmy Suryandari mengungkap bahwa pihaknya sangat serius dalam mengembangkan industri fitofarmaka dan ekstrak bahan alam untuk mendominasi pasar domestik.

Kegiatan Awareness Fitofarmaka diselenggarakan selama satu hari dengan beberapa rangkaian kegiatan.

Ada seminar mengenai obat bahan alam, khususnya fitofarmaka, yang menghadirkan narasumber dari kalangan pemerintah selaku pembuat kebijakan serta industri yang memiliki pengalaman dalam hal pengembangan fitofarmaka.

Kemudian ada juga pameran yang diikuti oleh 13 industri farmasi dan obat bahan alam yang memproduksi fitofarmaka, obat herbal terstandar, jamu dan herbal lainnya.

Pameran juga diikuti oleh tujuh industri yang memproduksi ekstrak bahan alam dan ada juga pameran yang diisi oleh BRIN, Balai Besar Standarisasi Pelayanan Jasa Industri Kimia Farmasi Kemasan, dan Politeknik AKA Bogor.

Kemudian kegiatan berikutnya adalah business matching antara penyedia obat bahan alam terutama fitofarmaka dengan fasilitas pelayanan kesehatan.

Business matching dilakukan antara industri ekstrak bahan alam sebagai penyedia bahan baku dengan industri obat bahan alam dan farmasi sebagai industri hilirnya.

Pengunjung acara hari ini juga diberi kesempatan melihat dan mengunjungi fasilitas produksi yang ada di House of Wellness milik Kementerian Perindustrian.

 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas