Praktisi Sebut Belajar dan Pengembangan Diri jadi Kunci Kesuksesan UMKM
Dia menceritakan bagaimana awal mempunyai sebuah toko kecil di pinggir sungai wilayah Depok, Jawa Barat pada 2018, hingga akhirnya berkembang menjadi
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) UKM mencatat jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta unit pada 2021. Para pelaku UMKM berkontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Sektor UMKM memberikan kontribusi PDB sebesar 61 persen, atau senilai dengan Rp9.580 triliun, bahkan kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai sebesar 97 persen dari total tenaga kerja.
Pertumbuhan UMKM di Indonesia sangat cepat.
Namun, peningkatan kontribusi UMKM terhadap PDB ternyata tidak berbanding lurus. Masih para pelaku UMKM mengalami kerugian hingga akhirnya bangkrut dan menutup usahanya.
Untuk bertahan di era modern, praktisi UMKM Aulia Hardiyanti mengungkapkan, pengusaha harus terus belajar dan melakukan pengembangan diri agar usaha kian maju dan sukses.
"Kita mengharapkan toko semakin berkembang, ingin lebih maju," kata dia dalam keterangannya pada Sabtu (5/10/2024).
Baca juga: Menhub Ungkap Capaian Satu Dekade Pemerintahan Jokowi: MRT, LRT Hingga Kereta Cepat
Dia menceritakan bagaimana awal mempunyai sebuah toko kecil di pinggir sungai wilayah Depok, Jawa Barat pada 2018, hingga akhirnya berkembang menjadi toko grosir dengan tiga cabang.
Pada awalnya, dia mengikuti pelatihan digitalisasi yang bermanfaat untuk toko. Lalu, di sana ia mendapatkan pembekalan pengelolaan toko agar menjadi lebih modern, seperti menata toko yang menarik, rapi dan bersih.
Selama tahap pembelajaran itu, menurut dia, sikap tidak cepat puas menjadi kunci pengembangan usaha.
"Terus belajar dari hal yang benar-benar tidak tahu. Setelah belajar, jangan lupa berubah menjadi lebih baik," ujarnya.
Baca juga: Kenapa Aplikasi Temu Asal China Dianggap Pemerintah Dapat Merusak Pasar UMKM RI?
Transformasi usaha selama enam tahun berbuah hasil. Toko yang sebelumnya dikelola dengan cara konvensional, kini menjadi lebih modern dan merambah dunia digital. Semua proses jual-beli di tokonya sudah dilakukan secara digital.
"Jadi, orang bisa belanja ke toko kita dari rumah. Jadi, kita menaruh semua barang dan produk dan nanti ada orang-orang belanja lewat aplikasi,” kata salah satu Mitra Sampoerna Retail Community (SRC) tersebut.