Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kabinet Era Prabowo Gemuk Anggaran Berpotensi Melonjak Hingga Rp1,95 Triliun

Center of Economic and Law Studies (Celios) memprediksi akan ada potensi pembengkakan anggaran hingga Rp 1,95 triliun

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kabinet Era Prabowo Gemuk Anggaran Berpotensi Melonjak Hingga Rp1,95 Triliun
AFP/HANDOUT
Gambar selebaran ini diambil pada tanggal 16 Oktober 2024 dan dirilis pada tanggal 16 Oktober oleh Partai Gerindra memperlihatkan presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka (tengah kiri dan kanan) berpose untuk foto bersama calon menteri kabinet mereka selama pengarahan di kediaman Prabowo di Hambalang, Jawa Barat. (Photo by Handout / Partai Gerindra / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Center of Economic and Law Studies (Celios) memprediksi akan ada potensi pembengkakan anggaran hingga Rp 1,95 triliun pada era pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Peneliti Celios Ahmad Hanif Imaduddin mengatakan, hal itu disebabkan kabinet di pemerintahan Prabowo yang makin gemuk dibandingkan era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Data menunjukkan, sebanyak 108 calon menteri dan calon wakil menteri disebut akan masuk dalam kabinet Prabowo.

Baca juga: Bima Arya Ungkap Presiden Terpilih Prabowo Subianto Ingin Para Menteri Kabinet Ramah terhadap Media

"Analisa Celios menunjukkan adanya potensi pembengkakan anggaran hingga Rp1,95 triliun selama 5 tahun ke depan akibat koalisi gemuk. Angka ini belum termasuk beban belanja barang yang timbul akibat pembangunan fasilitas kantor/gedung lembaga baru," kata Hanif dalam keterangannya, dikutip Jumat (18/10/2024).

Hanif juga menyampaikan, kerugian yang dihadapi negara akibat fenomena ini tidak hanya sebatas pada pemborosan fiskal. Tetapi, juga memperlebar angka ketimpangan. Dia menilai, fenomena ini dapat menciptakan ketimpangan baru di masyarakat karena pejabat-pejabat tersebut mendapatkan keuntungan ganda dari posisi kekuasaannya

"Meskipun gaji menteri relatif kecil dibandingkan jabatan lain, posisi ini dapat membawa dampak ekonomi yang luas, seperti kenaikan nilai saham perusahaan yang dimiliki oleh menteri yang dapat dilihat sebagai manfaat dari akses kekuasaan,” terangnya. 

Director of Fiskal Justice Celios Media Wahyudi Askar menyebut, kabinet gemuk era Prabowo ini menunjukkan bahwa adanya bagi-bagi 'kue' berdasarkan kepentingan politik.

Berita Rekomendasi

"Ironisnya, jabatan-jabatan strategis di tingkat pemerintahan, termasuk menteri dan wakil
menteri, justru tampaknya tidak mengikuti prinsip meritokrasi. Alih-alih memilih berdasarkan keahlian
dan rekam jejak profesional, jabatan tersebut kini cenderung dibagi-bagikan berdasarkan kepentingan
politik, termasuk posisi wakil menteri yang dulu sering diisi oleh profesional kini diberikan kepada
kader partai politik," ungkapnya.

Seperti diketahui, presiden terpilih Prabowo Subianto telah rampung memanggil sejumlah nama calon menteri ke rumahnya di Kertanegara IV, Kebayoran Jakarta Selatan pada Senin (14/10/2024) dan Selasa (15/10/2024) lalu. Total ada 108 nama yang telah dipanggil oleh Prabowo sebagai berikut:

1. Prasetio Hadi (Gerindra)
2. Sugiono (Gerindra)
3. Widiyanti Putri Wardhana (Profesional)
4. Natalius Pigai (eks Komisioner Komnas HAM)
5. Yandri Susanto (PAN)
6. Fadli Zon (Gerindra)
7. Nusron Wahid (Golkar)
8. Gus Ipul/ Saefullah Yusuf (PKB, Sekjen PBNU)
9. Maruarar Sirait (Gerindra)
10. Abdul Kadir Karding (PKB)
11. Wihaji (Golkar)
12. Teuku Riefky Harsya (Demokrat)
13. Arifatul Khoiri (Profesional)
14. Prof Yassierli (Profesional, utusan PKS)
15. Satrio Brodjonegoro (Profesional)
16. Agus Harimurti Yudhoyono (Demokrat, Menteri ATR/Kepala BPN)
17. Zulkifli Hasan (PAN, Menteri Perdagangan)
18. Bahlil Lahadalia(Golkar, Menteri ESDM)
19. Yusril Ihza Mahendra (PBB)
20. Abdul Mu'ti (Sekum Muhammadiyah)
21. Iftitah Sulaiman (Demokrat)
22. Muhaimin Iskandar (PKB)
23. Tito Karnavian (Mendagri)
24. Agus Andrianto (Wakapolri)
25. Raja Juli Antoni (PSI)
26. Agus Gumiwang (Golkar)
27. Pratikno (Mensesneg)
28. Maman Abdurrahman (Golkar)
29. Ribka Haluk (Pj Gub Papua Tengah)
30. Budi Santoso (Sekjen Kemendag)
31. Sakti Wahyu Trenggono (Menteri KKP)
32. Dudy Purwagandhi (Dewan komisaris PLN)
33. Rachmat Pambudy (Gerindra)
34. Nasaruddin Umar (Imam Besar Istiqlal)
35. Amran Sulaiman (Menteri Pertanian)
36. Erick Thohir (Menteri BUMN)
37. Dito Ariotedjo (Golkar, Menpora)
38. Budi Gunadi Sadikin (Menkes)
39. Hanif Faisol Nurofiq (Dirjen KLHK)
40. Sultan Bacthiar (Ketua DPD)
41. Dody Hanggodo (Profesional)
42. Airlangga Hartarto (Golkar, Menko Perekonomian)
43. Sri Mulyani (Menteri Keuangan)
44. Supratman Andi Atgas (Gerindra, Menkumham)
45. Veronica Tan
46. Donny Ermawan Taufanto (Plt Sekjen Kemhan)
47. Roesan Roslani (Menteri Investasi)
48. Herindra (Wamenhan)
49. Meutya Hafid (Golkar)
50. Anis Matta (Gelora)
51. Dzulfikar Ahmad Tawalla (Muhammadiyah)
52. Bima Arya (PAN)
53. Christina Aryani (Golkar)
54. Viva Yoga Mauladi (PAN)
55. Isyana Bagoes Oka (PSI)
56. Budiman Sudjatmiko (Profesional)
57. Arrmanatha Nasir (Dubes RI untuk PBB)
58. Dony Oskaria (Injourney)
59. Kartika Wirjoatmodjo (Wamen BUMN)
60. Immanuel Ebenezer (Relawan)
61. Angga Raka Prabowo (Gerindra)
62. Fahri Hamzah (Gelora)
63. Todotua Pasaribu (TKN Prabowo-Gibran)
64. Yuliot Tanjung (Wamen Investasi)
65. Romo Muhammad Syafi'i (Gerindra)
66. Diana Kusumastuti (PUPR)
67. Nezar Patria (Wamenkominfo)
68. Ossy Dermawan (Demokrat)
69. Aminuddin Maruf (TKN Prabowo-Gibran)
70. Giring Ganesha (PSI)
71. Helvi Yuni Moraza (Komisaris LEN)
72. Fajar Riza Ulhaq (Muhammadiyah)
73. Juri Ardiantoro (KSP)
74. Otto Hasibuan (Advokat)
75. Diaz Hendropriyono (PKPI, Stafsus Presiden Jokowi)
76. Agus Jabo Priyono (Partai Prima)
77. Silmy Karim (Dirjen Imigrasi)
78. Taufik Hidayat (Gerindra)
79. Dahnil Anzar Simanjuntak (Gerindra, Jubir Menhan Prabowo)
80. Faisol Riza (PKB)
81. Stella Christie (Akademisi)
82. Budi Arie Setiadi (Menkominfo, Ketum Projo)
83. Didit Herdiawan (Asisten Khusus Menhan)
84. Bambang Eko Suhariyanto (Staf Ahli Menhan)
85. Mugiyanto Sipin (KSP)
86. Sulaiman Umar (TKD Prabowo-Gibran Kalsel)
87. Ahmad Riza Patria (Gerindra)
88. Edward Omar Sharif Hiariej (Eks Wamenkumham)
80. Dyah Roro Esti (Golkar)
90. Dudung Abdurachman (EKS KSAD)
91. Raffi Ahmad (Selebriti)
92. Miftah Maulana Habiburrahman (Agamawan)
93. Mardiono (PPP)
94. Ahmad Ridha Sabana (Garuda)
95. Suntana (Eks Kabaintelkam Polri)
96. Lodewijk F Paulus (Golkar)
97. Atip Latifulhayat (Guru Besar FH Unpad)
98. Purwadi Arianto (Eks Kalemdiklat Polri)
99. Thomas Djiwandono (Gerindra)
100. Suahasil Nazara (Wamenkeu)
101. Yovie Widianto (Musisi)
102. Irfan Yusuf (Gerindra)
103. Anggito Abimanyu (Akademisi UGM)
104. Hasan Nasbi (Kepala Kantor Komunikasi Publik Presiden Jokowi)
105. Haikal Hassan Baras (Relawan)
106. Fauzan (Eks Rektor UMM)
107. Iwan Bomba (Pengusaha)
108. Afriansyah Noor (PBB).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas