Kementan Libatkan Emak-emak Pasok Sayuran Segar untuk Program Makan Bergizi Gratis
Kementan akan melibatkan masyarakat, warga dan emak-emak untuk memasok kebutuhan sayuran segar untuk mendukung program makan bergizi gratis.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) akan melibatkan masyarakat, warga dan emak-emak untuk memasok kebutuhan sayuran segar untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG).
Langkah itu ditempuh melalui program pekarangan pangan bergizi.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan, pihaknya akan membagikan benih dan bibit unggul ke rumah tangga.
Harapannya, setiap rumah tangga dapat menyuplai kebutuhan MBG dari tanaman yang mereka budidayakan.
"Jadi di pekarangan bisa tanam sayur-sayuran, umbi-umbian, ternak ayam, bebek, lele di pekarangan,” kata Amran di kantor Kementan, dikutip dari keterangan tertulis pada Jumat (25/10/2024).
Berdasarkan data yang Amran miliki, ia menyebut ada 70 juta rumah tangga di Indonesia.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Amran mengungkap rata-rata belanja rumah tangga setiap bulannya sebesar Rp 2 juta atau total belanja rumah tangga seluruh Indonesia adalah Rp 1.400 triliun per tahun.
Menurut Amran, pekarangan pangan bergizi dapat berpotensi mengurangi belanja rumah tangga tersebut.
Amran juga optimistis pekarangan pangan bergizi dapat mendorong pergerakan ekonomi di perdesaan.
Dia mencontohkan pangan yang diproduksi di pekarangan dapat disuplai ke sekolah hingga rumah makan.
Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis Dimulai 2 Januari 2025, Ini Harapan IDI
"Jangan hanya melihat makanan bergizinya. Lihat apa yang bergerak di sekelilingnya. Sayur-sayuran segar, ayam, telur dapat menyuplai bahan baku di sekelilingnya, sehingga ekonomi bergerak di desa,” ujar Amran.
Program pekarangan pangan bergizi ini merupakan satu dari dua skema yang Kementan siapkan untuk mendukung MBG.
Kementan juga menyiapkan skema lainnya, yaitu program peningkatan produksi susu dan daging.
Baca juga: DKI Jakarta Belum Tahu Berapa Anggaran untuk Program Makan Bergizi Gratis
Peningkatan produksi susu dan daging akan dilakukan dengan menggaet investor serta mengatur regulasi untuk impor sapi perah.
“Untuk susu sapi kita mengundang investor dari Vietnam. Dia berani produksi susu 1,8 juta, kita impor 3,7 juta, berarti separuh kan. Kami mau kawal,” ucap Amran.