Pengusaha Guangxi China Jajaki Peluang Bisnis di Sektor Energi Baru, EV dan Peralatan Mekanikal
Sejumlah pebisnis dari Provinsi Otonom Guangxi di China datang ke Indonesia untuk menjajaki peluang kerjasama bisnis dan investasi bidang energi baru
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM. JAKARTA - Sejumlah pebisnis dari Provinsi Otonom Guangxi di China datang ke Indonesia untuk menjajaki peluang kerjasama bisnis dan investasi di bidang energi baru, kendaraan listrik hingga teknologi peralatan mekanikal.
Mereka menggelar presentasi di depan sejumlah pebisnis Indonesia dan pejabat dari BKPM dan Kementerian Kementerian Koordinator Infra dan Pembangunan Kewilayahan RI di acara bertajuk Introductin and Promotion Event for Guangxi's Advantageous Industries di Hotel Shangri-La Jakarta, Jumat, 15 November 2024.
Secretary of the Party Group and Director of the Department of Industry and Information Technology of Guangxi Zhuang Autonomous Region Wang Yongchao mengatakan, ada peluang bisnis dan perdagangan yang menjanjikan antara Indonesia dan Tiongkok seiring tren elektrifikasi kendaraan yang sukses dijalankan di Tiongkok.
Baca juga: Banyak Pabrik Baterai Mulai Beroperasi, Harga Mobil Listrik Bisa Makin Kompetitif
Wang Yongchao mengatakan, pengembangan industri Guangxi memiliki tiga keuntungan utama yakni keunggulan lokasi signifikan, fondasi industri yang kokoh, dan sumber daya elemen yang melimpah.
Tiga elemen tersebut bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam rangka meningkatkan perdagangan di masa mendatang.
Dia memaparkan, Guangxi terletak di persimpangan tiga lingkaran ekonomi utama Tiongkok Selatan, Tiongkok Barat Daya, dan ASEAN, dan merupakan satu-satunya provinsi di Tiongkok yang berbatasan dengan ASEAN melalui darat dan laut.
Keunggulan geografisnya yang unik telah berubah menjadi keunggulan pasar. "Produk kami dapat mengalir dengan bebas dan cepat melalui pasar besar yang berpenduduk hampir 1,9 miliar orang di Tiongkok dan ASEAN," beber Wang Yongchao.
Guangxi juga memiliki beragam sektor industri yang terus berkembang dan lengkap dengan nilai total 10 miliar yuan seperti industri metalurgi, makanan, logam non-ferrous, petrokimia, mobil, dan permesinan.
"Kegiatan hari ini untuk membangun kerjasama antara industri Guangxi dengan Indonesia dan membuka peluang baru untuk membuat kolaborasi.
Dia menambahkan, Indonesia merupakan mitra perdagangan penting bagi T iongkok di ASEAN, struktur perdagangan kedua negara saling melengkapi.
"Selama 10 tahun terakhir kerjasama Tiogkok dengan Indonesia telaj menunjukkan hasil yang nyata. Tiongkok menjadi mitra dagang utama Indonesia. Indonesia jadi pasar utama Tiongkok di bidang konstruksi proyek. Kerjasama kedua negara telah mencakup area yang luas dan mendalam." bebernya.
Dia mengatakan, Guangxi telah berpartisipasi membangun zona kerjasama ekonomi Tiongkok-Indonesia dan menjadi zona kerjasama ekonomi pertama yang diselenggarakan Tiongkok di Indonesia.
Baca juga: Ikuti Keseruan Pesta Raya 2024, Cari Tahu Cara Bawa Pulang iPhone 15 Pro hingga Mobil Listrik
"Kami juga bekerja sama dalam membangun kawasan industri Wuling SAIC-GM di Indonesia. Saat ini Guangxi menjadi basis produksi kendaraan energi baru terbesar ketiga di Tiongkok," imbuhnya.
Mr Li Yu, Direktur Wilayah Otonom Guangxi Zhuang menambahkan, pihaknya akan mendorong pola pembangunan baru yang konkrit antara Indonesia dan Tiongkok.
"Peluang-peluang kerjasama yang bisa dijalankan antara lain, sektor energi baru. Indonesia memiliki potensi besar energi terbarukan yang bersumber dari sel surya dan angin dan ini bisa dikerjasamakan dengan Guangxi untuk mempercepat adopsi energi baru," sebutnya.
Di kegiatan ini, Cahyo Purnomo, Direktur Investasi BKPM membeberkan beragam insentif yang ditawarkan Pemerintah RI kepada calon investor luar negeri yang akan menanamkan modalnya di Indonesia.
Cahyo menyebutkan, China selalu masuk dalam 5 besar negara penanam modal langsung ke Indonesia sejak beberapa tahun terakhir, bersaing dengan Singapura, Jepang, Korea dan lain-lain.
Dia mengatakan, lima sektor utama yang diminati investor China di Indonesia adalah industri pemrosesan metal dasar; transportasi, warehouse dan telekomunikasi; industri kimia dan farmasi; kelistrikan, gas dan air; kawasan industri, perkantoran dan perumahan; serta sektor lain-lain.
Nilai total investasi China saat ini mencapai 34.191 juta dolar AS.
Salah satu perusahaan China yang mempresentasikan bisnisnya di acara ini antara lain perusahaan otomotif, permesinan alat berat Yuchai.
Perusahaan ini mulai masuk pasar Indonesia di 2003 dan mendirikan pusat suku cadang di 2006 dan disusul pendirian pusat layanan purna jual di Indonesia yang menjangkau 4 pulau utama di Indonesia, yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.