Perkembangan Sektor Pariwisata Mendorong Kenaikan Harga Properti di Bali
Erwin Soeriadimadja, menjelaskan lebih lanjut bahwa kenaikan harga bangunan menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan IHPR.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Provinsi Bali merupakan salah satu daerah yang menawarkan kenaikan harga (capital gain) properti dan tingkat okupansi yang tinggi.
Makin masifnya upaya pemerintah mengejot sektor pariwisata di Pulau Dewata ini, turut mendorong pembangunan properti, sehingga kian menarik minat investor lokal maupun internasional.
Ini menegaskan kekuatan pasar properti di Bali yang juga dipengaruhi oleh sejumlah kebijakan maupun insentif dari Pemerintah yang mendukung kepemilikan asing dan sektor pariwisata.
Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia Provinsi Bali memperlihatkan, harga properti residensial di Bali terus menunjukkan tren kenaikan pada Triwulan II 2024.
Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) mencatat angka 104,27, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 1,86 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan IHPR triwulan sebelumnya yang berada di angka 103,81 (1,48%; yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan lebih lanjut bahwa kenaikan harga bangunan menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan IHPR.
Baca juga: Rangkul Komunitas Hewan, Industri Sektor Properti Kembali Bergeliat
Sementara hasil Survei Perkembangan Properti Komersial (PPKom) mengindikasikan harga properti komersial meningkat yang ditunjukkan oleh Indeks Harga Properti Komersial Provinsi Bali pada triwulan III 2024 yang tercatat 122,62, atau tumbuh 9,86 persen (yoy) dari triwulan yang sama di tahun 2023 dengan indeks sebesar 111,62.
Erwin Soeriadimadja, menyampaikan hal ini terutama didorong oleh peningkatan harga sewa properti ritel dan apartemen yang masing-masing tumbuh sebesar 14,61 persen (yoy) dan 18,24 persen (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 15,09 persen (yoy) untuk sewa ritel dan 9,71 persen (yoy) untuk sewa apartemen.
“Sementara itu, harga sewa properti hotel dan perkantoran juga tumbuh masing-masing sebesar 9,87 persen (yoy) dan 5,06 persen (yoy),” jelas Erwin seperti dikutip dari Tribun Bali.
Survei PPKom merupakan survei triwulanan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dini mengenai indikasi perkembangan properti komersial (tidak termasuk properti residensial) secara triwulanan sebagai salah satu pembentuk indeks komposit harga aset guna mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Terpisah, Head of Research Rumah123, Marisa Jaya, sepanjang Kuartal I 2024, Denpasar jadi salah satu wilayah paling konsisten dan resilient dalam pertumbuhan harga tahunan dan memiliki selisih tertinggi di atas laju inflasi tahunan.
“Pasar hunian di Denpasar juga cenderung tidak terpengaruh momen Ramadan dan Idul Fitri," kata Marisa di Jakarta Selasa (2/12/2014).
Hal ini menunjukkan bahwa pasar properti di Denpasar berkembang dengan baik dan menjadikannya semakin potensial dari kacamata investasi,” tutur Marisa dalam keterangannya,.
Pesatnya perkembangan industri properti di Pulau Dewata membuat NPG Indonesia, perusahaan pengembang properti yang berbasis di Bali, memberikan pandangan terhadap kondisi tersebut.
Evgeny Obolentsev, General Manager NPG Indonesia mengatakan, ada 3 tren utama yang mempengaruhi pasar properti Bali.
Pertama, adalah meningkatnya permintaan akan properti berkelanjutan dan ramah lingkungan, seiring meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan.
Pengembang semakin banyak memasukkan praktik bangunan hijau, sumber energi terbarukan, dan material berkelanjutan ke dalam proyek mereka.
"Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, menarik pembeli dan investor yang peduli lingkungan,” ungkapnya.
Kedua, transformasi digital industri real estat adalah tren yang perlu diperhatikan.
Platform daring, tur virtual, dan strategi pemasaran digital menjadi alat penting untuk transaksi properti. Inovasi ini memudahkan calon pembeli untuk menjelajahi properti dari jarak jauh dan bagi penjual untuk menjangkau audiens global.
Ketiga, adalah meningkatnya permintaan ruang kerja jarak jauh.
Vila dan hunian dengan konsep home office, internet berkecepatan tinggi, dan lingkungan kerja yang kondusif sangat dicari oleh pekerja jarak jauh dan nomaden digital. (Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari/Tribunnews.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Harga Sewa Properti Hotel dan Perkantoran di Bali Tumbuh sebesar 9,87 Persen dan 5,06 Persen