Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Monopoli Pasar: Mengapa Google Harus Jual Chrome?

Google menghadapi tuduhan monopoli dari DOJ, apakah Chrome akan dijual karena dituding melakukan praktik monopoli

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: timtribunsolo
zoom-in Monopoli Pasar: Mengapa Google Harus Jual Chrome?
Reuters/Bangkok Post
DOJ menuduh Google telah melakukan praktik monopoli dengan mengamankan perjanjian eksklusif dengan produsen ponsel untuk menjadikan Chrome sebagai peramban utama. 

TRIBUNNEWS.COM - Departemen Kehakiman AS (DOJ) kini mendesak Google untuk melakukan perubahan signifikan dalam struktur bisnisnya, termasuk menjual mesin peramban Chrome.

Dalam sebuah proposed order setebal 12 halaman, DOJ menuduh Google telah melakukan praktik monopoli dengan mengamankan perjanjian eksklusif dengan produsen ponsel untuk menjadikan Chrome sebagai peramban utama.

StatCounter, sebuah perusahaan analisis lalu lintas situs, melaporkan bahwa Chrome saat ini menguasai sekitar 61 persen pangsa pasar di AS.

Mengapa DOJ Menganggap Praktik Ini Perlu Dihentikan?

Demi menciptakan pasar yang lebih kompetitif, DOJ berharap langkah ini bisa membantu membuka kesempatan bagi pesaing yang ingin berkembang.

1.Membebaskan pasar dari perilaku eksklusif Google.

2.Membuka pasar untuk persaingan.

3.Mencegah Google meraih keuntungan dari pelanggaran hukum.

Berita Rekomendasi

4.Mencegah Google memonopoli pasar di masa mendatang.

Bagaimana Respons Google terhadap Tudingan Ini?

Tentu saja, Google memberikan tanggapan yang tegas terhadap desakan tersebut.

Perusahaan yang dimiliki Alphabet Inc ini menganggap rencana DOJ untuk memaksanya menjual Chrome adalah tindakan ekstrem dan bertentangan dengan hukum.

Google berargumen bahwa penjualan Chrome tidak sejalan dengan anggapan bahwa mereka berperilaku ilegal, mengingat bahwa perusahaan selalu memberikan kesempatan kepada pesaing seperti Safari milik Apple untuk bertransaksi dengan mesin pencari mana pun yang mereka pilih.

Apa Saja Argumen Google untuk Mempertahankan Posisi Mereka?

LeeAnne Mulholland, wakil presiden urusan regulasi Google, menekankan bahwa setiap tantangan hukum harus mempertimbangkan potensi inovasi dan investasi di masa depan.

"Jika DOJ merasa investasi Google di Chrome atau pengembangan AI kami anti persaingan, mereka harus mengajukan kasus. Namun, itu tidak dilakukan," jelasnya.

Google juga berencana mengajukan banding atas keputusan ini dan menyodorkan proposal alternatif untuk menantang desakan DOJ, sebagai tanggapan pertama mereka setelah hakim menemukan bahwa Google secara ilegal telah memonopoli pasar pencarian dan periklanan daring.

Apa Dampak Potensial Jika Chrome Dijual?

Persidangan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam kasus ini dijadwalkan pada bulan April, dengan keputusan akhir yang diharapkan pada Agustus 2025.

Jika DOJ berhasil memaksa penjualan Chrome, perangkat Chromebook yang berbasis Chrome OS, yang banyak digunakan di sekolah-sekolah, bisa kehilangan relevansinya.

Tanpa dukungan penuh dari Google, daya tarik Chromebook mungkin menurun, mengingat desainnya yang sangat bergantung pada tugas berbasis web.

Bagaimana Nasib Kontrak Google dengan Apple?

Di samping itu, kemungkinan penghentian layanan Chrome juga dapat berdampak pada kesepakatan Google senilai 20 miliar dollar AS per tahun dengan Apple, yang menjadikan Google mesin pencari default di Safari.

Jika kontrak ini terhenti, pengguna mungkin harus memilih mesin pencarian alternatif, yang bisa membuka peluang bagi kompetitor seperti DuckDuckGo atau Bing untuk menarik pengguna.

Kesimpulan

Tindakan DOJ untuk memaksa Google menjual Chrome menimbulkan banyak pertanyaan dan tantangan baik dari sisi hukum maupun pasar.

Desakan ini bertujuan untuk menciptakan persaingan yang lebih sehat, namun respons dari Google menunjukkan bahwa mereka tidak akan dengan mudah menerima keputusan tersebut.

Proses hukum yang sedang berlangsung akan menentukan arah masa depan Google dan pengaruhnya di industri teknologi.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas