Kaleidoskop 2024: Harga Emas Antam Terus Melonjak, Beli 1 Januari Sudah Untung Rp390 Ribu per Gram
Harga emas Antam pada 2024 juga telah mencetak rekor tertinggi, di mana pada Rabu (30/10/2024) telah naik Rp12 ribu ke level Rp1.560.000 per gram.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Ketidakpastian ini mendorong investor untuk mencari aset yang dianggap aman, seperti emas.
Emas dikenal sebagai "safe haven" dalam kondisi ketidakpastian, di mana investor mengalihkan aset mereka ke emas untuk menghindari risiko yang lebih besar di pasar keuangan.
Selanjutnya, salah satu faktor utama yang mendorong harga emas adalah ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat.
Data inflasi yang lebih lambat dari perkiraan dan peningkatan angka pengangguran memicu spekulasi bahwa The Fed mungkin akan melakukan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat.
Penurunan suku bunga biasanya akan menekan imbal hasil obligasi dan melemahkan dolar AS, yang pada akhirnya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset investasi.
Harga Emas Saat Natal
Berikut harga pecahan emas batangan yang tercatat di laman Logam Mulia Antam pada Rabu, 25 Desember 2024:
- Harga emas 0,5 gram: Rp810.000.
- Harga emas 1 gram: Rp1.520.000.
- Harga emas 2 gram: Rp2.980.000.
- Harga emas 3 gram: Rp4.445.000.
- Harga emas 5 gram: Rp7.375.000.
- Harga emas 10 gram: Rp14.695.000.
- Harga emas 25 gram: Rp36.612.000.
- Harga emas 50 gram: Rp73.145.000.
- Harga emas 100 gram: Rp146.212.000.
- Harga emas 250 gram: Rp365.265.000.
- Harga emas 500 gram: Rp730.320.000.
- Harga emas 1.000 gram: Rp1.460.600.000.
Sedangkan harga jual kembali (buyback) emas batangan di angka Rp1.369.000 per gram.
Proyeksi Harga Emas di 2025
Kenaikan harga emas sepanjang 2024 diperkirakan membuka peluang untuk reli serupa pada 2025.
Adapun faktor-faktor kenaikan harga emas yakni pembelian emas oleh bank sentral secara berkelanjutan, ketegangan geopolitik yang meningkat, pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Di sisi lain, Donald Trump yang akan kembali menjabat sebagai Presiden AS pada Januari 2025, investor di AS bersiap menghadapi perubahan kebijakan signifikan.
Kebijakan tersebut mencakup tarif perdagangan yang lebih tinggi, deregulasi, dan perubahan perpajakan, yang semuanya dapat memicu inflasi.
“Jika tarif benar-benar diterapkan, ini akan mengurangi ruang bagi The Fed untuk terus memangkas suku bunga. Pasar telah mulai menurunkan ekspektasi pemangkasan lebih lanjut untuk tahun 2025,” ucap Frank Watson, analis logam mulia dari Kinesis Money.