Saat Harga Kakao Naik di 2024, Indonesia Mampu Ambil Peluang Kembangkan Industri Olahan Coklat
Tercatat di tahun 2023 harga biji kakao mencapai 3.280 dolar AS per-ton dan terus naik secara fluktuatif di sepanjang tahun 2024.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kakao mengalami lonjakan harga cukup besar saat 2024. Tercatat di tahun 2023 harga biji kakao mencapai 3.280 dolar AS per-ton dan terus naik secara fluktuatif di sepanjang tahun 2024.
Harga kakao tahun lalu bisa tembus nilai rerata tertinggi pada akhir tahun, yang tembus di angka 10.556 dolar AS per-ton.
Kenaikan harga ini terjadi karena gagal panen akibat perubahan iklim di Ghana dan Pantai Gading yang merupakan produsen utama kakao dunia mengakibatkan harga kakao di pasaran dunia meningkat secara drastis.
Baca juga: Tergeser Jerman, Indonesia Berada di Posisi Empat Eksportir Produk Olahan Kakao Dunia
Akibat dari kenaikan harga bahan baku, memberikan pukulan telak bagi industri pengolahan kakao. Diperkirakan utilisasi tahun 2024 turun sebanyak 61 persen, jika dibandingkan tahun 2023.
Di sisi lain, kondisi ini menjadi peluang besar untuk membangkitkan sektor hulu perkakaoan Indonesia.
"Bersamaan dengan hal tersebut, Kementerian Perindustrian berhasil menginisiasi pembentukan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) yang akan mendukung pengembangan hulu-hilir kakao berkelanjutan," tutur Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika dalam acara Lokakarya Nasional Strategi Transformasi Nilai Kakao, Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Baca juga: Naik Tajam, Nilai Ekspor Kakao RI 2,01 Miliar Dolar AS di Januari-Oktober 2024
Kegiatan yang telah diinisiasi adalah program pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memperkuat rantai pasok bahan baku industri berkelanjutan melalui Cocoa Doctor.
Pada tahun 2024 Kementerian Perindustrian menghasilkan 37 Cocoa Doctor yang telah mendapatkan pelatihan di Mars Cocoa Academy selama satu bulan.
"Para Cocoa Doctor juga telah melakukan pembinaan ke mitra petani Training of Trainers (ToT) lebih dari 3.700 orang petani," ungkap Putu.
Kementerian Perindustrian sedang menyusun program pencapaian swasembada kakao untuk mencapai kemandirian industri pengolahan kakao nasional.
"Kami menginisiasi diskusi antar pemangku kebijakan. Saat ini kami tengah menyusun konsep dan menyiapkan langkah-langkah strategis bersama industri dan Kementerian/Lembaga, salah satunya pemanfaatan lahan perhutanan sosial untuk produksi bahan baku biji kakao. Lahan-lahan potensial tersebut tersebar di berbagai wilayah di Indonesia," jelas Dirjen Agro.
Sebagai tambahan, Indonesia saat ini menjadi negara eksportir keempat dunia untuk produk olahan kakao, dengan pangsa pasar utamanya adalah India, Amerika Serikat, Uni Eropa, Tiongkok dan Malaysia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.