Mentan: Produksi Pangan Nasional Akan Dipacu Naik Secara Eksponensial
BPS memprediksi produksi padi bulan Januari hingga Maret 2025 akan naik rata-rata 50 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah telah melewati fase krisis pangan dan akan meningkatkan produksi pertanian secara eksponensial.
"Krisis ekonomi sudah kita lewati, krisis kesehatan sudah kita lewati, krisis pangan sudah kita lewati. Sekarang saatnya kita melompat, jadi kita naikkan produksi secara eksponensial, bukan biasa-biasa saja," ujar Amran di Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi bulan Januari hingga Maret 2025 diperkirakan naik rata-rata 50 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Bahkan, sebagai dampak dari melimpahnya produksi, harga beras di Bulan Januari yang biasanya tinggi akibat paceklik, tahun ini turun.
"Januari tahun lalu harga tertinggi sepanjang Indonesia merdeka, sekarang baik, bahkan harga di bawah HPP (Harga Pembelian Pemerintah)," kata Amran.
Menurut Amran, pada Februari tahun lalu, harga beras di tingkat konsumen mencapai Rp 15.000 per kg.
Karena terjadi kelangkaan, sempat terjadi antrean sehingga di beberapa toko pembelian beras sempat dibatasi maksimal 15 kg per orang. Kondisi ini diperparah dengan adanya 22 negara yang menghentikan ekspor pangannya ke Indonesia.
"Bisa dibayangkan kalau krisis pangan terjadi, itu akan terjadi krisis politik, konflik sosial, negara dalam keadaan bahaya," tutur Amran.
Kementerian Pertanian melakukan pengalihan anggaran sebesar Rp 1,7 triliun untuk program pompanisasi, pengadaan alat dan mesin pertanian, pengadaan bibit untuk petani.
Baca juga: Bulog Butuh Dana Hampir Rp 57 Triliun untuk Kelola 4,7 Juta Ton Beras di 2025
Hasilnya, terjadi kenaikan produksi cukup signifikan. Petani yang sebelumnya hanya bisa menanam padi sekali dalam setahun, meningkat menjadi tiga kali.
BPS mencatat terjadi kenaikan produksi padi sebesar 1,49 juta ton pada periode Agustus-Desember 2024.
"Hasil tadi refocusing anggaran yang untuk perjalanan dinas, rehab kantor, saya katakan kantor ini tidak akan runtuh sampai 5 tahun, kita tunda saja. Ini menghasilkan Rp 17 triliun. Rp 1,7 triliun menghasilkan Rp 17 triliun," kata Amran.
Baca juga: Bulog Akan Serap 3 Juta Ton Gabah Petani, Standar Derajat Sosoh Beras Disesuaikan Jadi 95 Persen
Di sisi lain, Amran menyoroti penurunan harga akibat melimpahnya produksi perlu mendapat solusi agar tidak merugikan petani.
Berdasarkan data yang ada, sekitar 70 persen harga gabah berada di bawah HPP yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 6.500 per kg.
"Penentu sekarang adalah Bulog, Bulog harus menyerap (gabah hasil petani-red), agar petani tidak rugi," ucap Amran.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.